Hal itu yang hilang dari pola permainan Man City saat ini. Tak ada sosoknya yang memberikan keseimbangan pada permainan tim sehingga ketika menghadapi tim yang bermain agresif, sistem permainan Man City gampang terganggu atau tampil tak seimbang.
Walau Man City menderita empat kekalahan secara beruntun, rasanya sulit untuk memecat Guardiola sebagai pelatih. Alasannya karena pelatih berkepala plontos itu mempunyai sistem kerja yang tak bisa diragukan di Man City, termasuk deretan kesuksesan Man City di Liga Inggris.
Walau demikian, suporter Brighton memanfaatkan momentum performa timnya sebagai bahan ejekan untuk Gurdiola. Di tribun penonton, para suporter Brighton bernyanyi "Sacked in the morning" (Dipecat pada pagi hari) yang tertuju kepada Guardiola yang berada di pinggir lapangan.
Untuk saat ini, masih sulit untuk memecat Guardiola. Memang, Man City menghadapi catatan buruk dalam masa kepelatihannya.
Namun, rekam jejaknya tak bisa diragukan. Di beberapa musim terakhir, Man City kerap bangkit pada paru kedua musim. Bahkan, tim-tim yang di paruh pertama tampil konsisten malah disalib Man City pada paru kedua musim.
Untuk saat ini, Liverpool duduk di puncak klasemen sementara Liga Inggris. Beda lima poin dengan Man City di tempat kedua.
Dengan ini, terlihat bahwa kekalahan dari Brighton bukanlah alasan untuk mengakhiri kontrak dengan Guardiola. Masih ada beberapa laga yang bisa menjadi kesempatan bagi Guardiola untuk memperbaik performa timnya.
Menjadi tantangan setelah jedah internasional, Man City menghadapi laga-laga yang terbilang sulit seperti bermain kontra Tottenham Hotspur, Liverpool dan Nottingham Forest. Tiga tim ini terbilang konsisten dan solid sejauh ini di Liga Inggris.
Salam Bola
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI