Manchester City harus mengakui keunggulan Brighton (2-1) (10/10/24) dalam pekan ke-12 lanjutan Liga Inggris 2024/25 di stadion Amex. Kekalahan itu menjadi yang keempat secara beruntun untuk Man City.
Terang saja, kekalahan keempat secara beruntun ini menjadi rekor negatif bagi pelatih Pep Guardiola. Untuk pertama kalinya selama 9 musim di Man City, pelatih asal Spanyol itu menderita kekalahan beruntun seperti itu. Terakhir kali Man City kalah 4 kali secara beruntun terjadi pada tahun 2006.
Tentu saja, pelbagai sebab di balik rekor negatif tersebut. Salah satunya, mentalitas tim secara keseluruhan.
Bertandang ke stadion Amex, Guardiola menurunkan skuad terbaiknya. Bahkan, tim berjuluk The Citizens ini unggul terlebih dahulu pada menit ke-23 lewat striker andalannya, Erling Haaland. Itu menjadi gol ke-12 Haaland pada musim ini.
Pada babak pertama, Man City tampil superior daripada Brighton. Pemain muda Savinho beberapa kali mengancam gawang Brighton. Phil Foden yang berperan sebagai penyerang lubang kerap merepotkan lini belakang Brighton. Pendek kata, pada babak pertama Man City menunjukkan wajahnya yang sesungguhnya.
Akan tetapi, pada babak kedua tuan rumah mengontrol jalannya laga. Para pemain Brighton menaikan serangan. Umpan-umpan dari sisi sayap coba mengganggu pertahanan Man City yang tak diperkuat oleh bek andalan Ruben Dias dan John Stones.
Pada saat yang bersamaan, mentalitas para pemain Man City terlihat menurun. Penurunan mentalitas itu dibarengi dengan pola pertahanan Man City yang tampak keropos.
Brighton mampu menyamakan kedudukan ketika laga babak kedua baru berjalan 12 menit. Tak sampai di situ. Matt O'Riley memberikan keunggulan untuk Brighton lima menit setelah gol penyama kedudukan terjadi.
Man City menunjukkan kondisi tim yang tak berada pada level terbaik. Pada akhirnya, kecemasan Guardiola atas masalah cedera yang dialami oleh Rodri mulai menunjukkan tanda-tanda nyata. Absennya peraih Ballon d'Or 2024 mengganggu keseimbangan permainan tim.
Rodri yang berperan sebagai gelandang jangkar mampu menjadi sentral permainana Man City. Perannya adalah menghubungkan lini depan dan lini belakang dengan baik. Selain itu, Rodri juga memberikan keseimbangan di antara setiap lini.