Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kylian Mbappe "Krisis" di Real Madrid dan Tak Dipanggil Timnas Perancis

8 November 2024   10:47 Diperbarui: 8 November 2024   14:49 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kylian Mbappe gagal mencetak gol dalam El Clasico kontra Barcelona. Foto: Pierre-Philippe Marcou/AFP via Kompas. com

Ketika Kylian Mbappe diperkenalkan oleh Real Madrid, tercatat lebih dari 80.000 ribu suporter yang datang ke Stadion Santiago Bernabeu, Madrid. Jumlah itu hampir serupa dengan apa yang terjadi sewaktu Cristiano Ronaldo diperkenalkan di stadion yang sama pada tahun 2009.

Situasi itu tentu saja menyiratkan ekspetasi tinggi. Popularitas Mbappe sebagai pesepakbola berkualitas sudah dikenal luas.

Figurnya dinilai sebagai generasi baru selepas generasi Ronaldo dan Lionel Messi. Bahkan, prediksi bermuara pada satu konklusi bahwa cepat atau lambat Mbappe akan mendapatkan trofi Ballon d'Or dengan berseragam Madrid.

Ternyata, prediksi itu harus diperbaharui. Ekspetasi tinggi yang sudah mengawang di langit harus turun ke bumi. Performa Mbappe tak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pemain asal Perancis itu sementara mengalami masa-masa sulit selama bermain dengan Madrid.

Dua kekalahan Madrid di Santiago Bernabeu menyoroti Mbappe. Mbappe gagal bersinar saat ditundukkan Barcelona di Liga Spanyol. Malahan, pemain berusia 25 tahun itu seperti menjadi bulan-bulanan lini belakang Blaugrana lantaran 12 kali terjebak perangkap offside. 2 golnya dianulir gegara terjebak offside.

Performa Mbappe tak membaik tatkala AC Milan bertandang ke Santiago Bernabeu dalam lanjutan kualifikasi grup Liga Champions Eropa 2024/25. El Real yang kalah 3-1 dari Milan seperti terjerembab dalam jurang keterpurukan, yang mana untuk pertama kalinya dalam 15 tahun, Madrid kalah di Santiago Bernabeu. Terang saja, keangkeran Bernabeu ternoda dalam hasil pada dua laga terakhir.

Mbappe pun disoroti. Keran golnya macet. Pengaruhnya di lini depan Madrid tak begitu nampak. Suara-suara kritis mulai muncul ke ruang publik. Termasuk proposal untuk membangkucadangkan dan coba memainkan pemain yang lain.

Sejauh ini dari 15 laga bersama Madrid, Mbappe baru mencetak 8 gol dan 3 di antaranya dibuat dari titik penalti. Namun, dari lima laga terakhir, Mbappe hanya membuat 1 gol.

Salah satu sebab dari kemandekan performa Mbappe di Madrid terjadi lantaran perubahan posisi. Di Paris Saint Germain (PSG), Mbappe dipandang sebagai "pangeran" Paris. Tempatnya menjadi prioritas dalam skema permainan tim. Ban kapten berlingkar di lengan tangan kanannya guna memperkuat posisinya di tim.

Dia mendapatkan posisi favorit di sektor penyerang sayap kiri. Tempat itu sangat sulit terganggu walaupun Neymar dan Lionel Messi pernah bermain di PSG. Juga, kecenderungan permainan tim terarah kepada Mbappe. 

Pendek kata, sebisa mungkin memberikan bola kepada Mbappe dan dia akan menyelesaikan tugasnya dengan mencetak gol.

Di Madrid, status "pangeran" sebagaimana di Paris harus ditinggalkan. Madrid memiliki Vinicius Jr, yang sempat diisukan menjadi peraih Ballon d'Or tahun 2024. 

Posisi Mbappe di PSG juga dimainkan oleh Vinicius. Jadinya, Mbappe harus berkorban untuk meninggalkan tempat nyamannya dan mengiakan tuntuntan permainan tim dan strategi pelatih.

Belum lagi, Mbappe harus berekonsiliasi dengan pengaruh pemain lain seperti Jude Bellingham. Bellingham kerap naik ke area sentral permainan untuk membantu serangan dan bahkan mencari peluang untuk mencetak gol. Dengan situasi itu, keleluasaan Mbappe juga makin terpinggirkan.  

Perubahan taktik dan situasi bisa menjadi salah satu faktor dari masa-masa krisis Mbappe di Madrid. Situasi itu bisa berlalu bergantung pada tingkat kemampuan Mbappe dalam beradaptasi dengan klub.

Situasi krisis Mbappe itu berujung pada nasibnya di Timnas Perancis. Pelatih Didier Deschamps memilih untuk tak mengikutsertakan Mbappe dalam tugas Timnas Perancis pada laga UEFA Nations League pada bulan November ini.

Dalam turnamen itu, Perancis akan bermain kontra Israel dan Italia. Perancis mempunyai misi tersendiri kontra Italia yang mana pertemuan pertama, Italia mencukur Perancis dengan skor 3-1 di Paris. Jadinya, laga itu harus dipersiapkan dengan baik, termasuk dengan melibatkan skuad yang mumpuni.

Boleh jadi, ketidakikutsertaan Mbappe disebabkan oleh situasi pemain yang belum tampil pada level terbaik di Madrid. Belum lagi masalah kebugaran fisik yang mana Deschamps menilai bahwa Mbappe belum benar-benar pulih dari masalah cedera. Untuk itu, Mbappe perlu membutuhkan waktu untuk memulihkan diri.

Terlepas dari pelbagai alasan itu, boleh jadi situasi di Madrid menjadi salah satu faktor dari alasan Deschamps tidak mengikutsertakan Mbappe bermain bersama Timnas Perancis. Itu juga bisa menjadi alarm untuk Mbappe sendiri.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun