Misalnya, di tempat saya di Flores. Pada masa kepemimpinan Jokowi, jalan lintas Flores yang dinilai sebagai jalan provinsi mendapatkan prioritas besar. Tak elak, kualitasnya bagus.
Namun, wajah itu berbanding terbalik dengan jalan yang berada langsung di bawah pemerintahan daerah. Coba pergi ke wilayah perkampungan, yang mana masih ditemukan jalan yang rusak parah.
Ada jalan beraspal, tetapi sudah rusak. Pernah diperbaiki tetapi kualitasnya di bawah standar terbaik sehingga cepat rusak. Situasi seperti ini pun menjadi bahan jual sewaktu kampanye. Jadinya, persoalan lain yang lebih urgen tak begitu diperhatikan.
Menghadapi situasi seperti ini, salah satu solusinya adalah pendidikan politik. Bagaimana masyarakat dididik secara politik dalam melihat dan menelaah persoalan kemasyarakatan. Umumnya, kita sudah dibentuk dengan pola pikir bahwa tanggung jawab utama pemerintah adalah membangun jalan dan menyediakan fasilitas publik.
Padahal, tugasnya begitu luas. Tak hanya soal infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga meyentuh soal sosial, budaya, dan lingkungan hidup.
Oleh karena itu, perlu pendobrakan pola pikir bahwa pemerintah itu bukan saja bekerja demi kepentingan infrastruktur, tetapi juga soal-soal lain seperti lingkungan hidup. Persoalan lingkungan hidup cukup kompleks. Bukan saja gerakan penghijauan lingkungan, tetapi juga pengolahan sampah, kebersihan lingkungan hidup, hingga gaya hidup masyarakat.
Sampah menjadi salah satu isu di tengah masyarakat. Persoalan sampah kadang menjadi salah satu sebab dari kerusakan lingkungan. Untuk itu, para (calon) pemimpin perlu jeli dalam membuat kebijakan penanggulangan sampah.
Selain itu, masyarakat perlu disadarkan pada pentingnya kesehatan lingkungan hidup. Peran tiap aspek seperti agama, LSM, institusi sekolah, dan pemerintah menjadi sangat perlu dalam membangun pola pikir masyarakat tentang pentingnya kualitas lingkungan hidup.
Toh, pada saat bencana terjadi, infrastruktur kerap menjadi korban. Terlebih lagi jika infrastruktur yang dibuat berada di bawah standar sehingga gampang hancur sewaktu ada bencana alam. Menjadi lucu ketika infrastruktur yang dibuat seperti tanggul di aliran sungai sebagai pelindung, malah kemudian gampang hancur dan tak kuat menahan air.
Kampanye tentang infrastruktur memang tak boleh dikesampingkan begitu saja. Akan tetapi, hal itu bukan menjadi prioritas yang utama dan terpenting dalam agenda kampanye politik. Perlu memetahkan persoalan dengan jeli agar tak fokus pada salah satu aspek dan tak mengabaikan aspek yang juga seharusnya menjadi perhatian penting.
Lingkungan hidup menjadi hal yang urgen untuk dibahas saat ini dan target untuk dikerjakan dalam masa pembangunan. Kalau boleh, ada slogan atau pun gerakan tentang lingkungan hidup yang disuarakan pada masa kampanye pilkada agar masyarakat tahu dan sadar tentang pentingnya lingkungan hidup dan sikap politis dari para calon pemimpin.