Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kelemahan Rotasi Hansi Flick Biang Kekalahan Barcelona

29 September 2024   05:43 Diperbarui: 29 September 2024   08:58 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bertandang ke stadion El Sadar, markas Osasuna dalam pekan ke-7 lanjutan La Liga Spanyol  musim 2024/25 (29/8/24), Hansi Flick melakukan rotasi secara besar-besaran. 

Bila dilihat dari komposisi 11 pemain yang turun sejak menit pertama, hanya Robert Lewandowski, Pedri, Pau Cubarsi, dan Jules Konde yang terbilang sudah regular dalam permainan Barca musim ini.

Selebihnya, Flick menurunkan para pemain yang sering berada di bangku cadangan. Tentu saja, rotasi itu cukup beralasan agar para pemain tetap menjaga stamina dan juga mengantisipasi persoalan cedera yang menghantui Barca pada musim ini.

Misalnya, membangkucadangkan Lamine Yamal dan Rapinha. Yamal dan Rapinha menjadi dua pemain yang selalu turun penuh dalam laga yang dimainkan oleh Barca pada musim ini. 

Kedua pemain tersebut perlu diistirahatkan agar menghindari cedera.
Apalagi, tengah pekan lalu ketika menghadapi Getafe, di akhir laga Yamal terlihat pincang keluar dari lapangan. 

Sempat ada dugaan kalau pemain berusia 18 tahun itu mengalami cedera. Namun, kemudian Flick memainkannya pada babak kedua sebagai upaya untuk membalas kebuntuan Barca yang sudah ketinggalan dua gol pada babak pertama dari Osasuna.

Rotasi ala Flick di kandang Osasuna terlihat rapuh. Lemah dan kehilangan gaya permainan ala Flick.

Padahal, ketika bermain kontra Getafe yang berakhir dengan kemenangan tipis 1-0, Flick sempat mengungkapkan kelemahan permainan tim yang terlihat lambat dan tak agresif. 

Hal itu terulang kembali di kandang Osasuna. Barca boleh saja tampil mendominasi, tetapi daya gedor dan intensitasnya tak tampak. 

Salah satu sebabnya adalah karakter pemain yang dimainkan oleh Flick. Lewandowski yang sudah mencetak 6 gol pada musim ini terlihat bekerja sendirian di lini depan Barca. 

Pasalnya, Lewandowski kehilangan patner seperti Lamal dan Rapinha yang memiliki kecepatan dalam hal mengumpan dan melakukan penetrasi lini belakang lawan.

Lewandowski didampingi oleh Pau Victor dan Ferran Torres. Victor memang berhasil mencetak satu gol dalam laga tersebut, tetapi pemain yang baru kembali dari masa peminjaman di Girona itu memiliki karater berbeda dengan Rapinha.

Sama halnya dengan Torres. Torres menggantikan peran Yamal di sisi kiri. Karater Torres lebih cocok di striker tengah daripada pemain sayap yang melakukan penetrasi dan umpan dari sisi sayap ala Yamal.  

Seturut statistik, Torres yang bermain selama 90 menit dan menciptakan 1 asis menjadi pemain dengan performa paling terbawah di antara pemain Barca.

Pada babak pertama saja, Torres mencatatkan 8 kali kehilangan bola baik karena kontrol yang salah maupun passing yang keliru. 

Belum lagi kepercayaan yang terlalu berlebihan Flick pada Eric Garcia sebagai gelandang jangkar. Garcia aslinya berposisi sebagai bek, tetapi sejak sembuh dari cedera, Flick kerap mamainkannya sebagai gelandang jangkar.

Herannya, Flick malah membangkucadangkan M. Casado yang aslinya berposisi sebagai gelandang jangkar dan sudah mulai tampil secara konsisten. 

Garcia malah mendapat tempat pertama dan seharusnya mendapat rotasi dan memberikan tempat pada Casado agar bisa mengimbangi lini depan dan melindungi lini belakang.

Ya, di lini belakang, Flick lebih berani melakukan rotasi. Hanya Jules Konde yang boleh dikatakan sebagai pemain senior. 

Selebihnya, Flick menurunkan pemain muda dari didikan akademi seperti G. Martin, S. Dominguez dan Pau Cubarsi.
Cubarsi sudah teruji. 

Akan tetapi, pemain berusia 18 tahun itu kerap didampingi oleh bek-bek senior sebagai tandem seperti Inigo Martinez yang dibangkucadangkan.

Rotasi besar-besaran ala Flick menjadi salah satu biang dari kekalahan pertama Barca musim di La Liga Spanyol musim 2024/25. 

Tentu saja, hal itu menjadi evaluasi untuk pelatih asal Jerman itu dalam melihat kualitas skuadnya ketika menghadapi rotasi secara besar-besaran.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun