Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Balik Teka-teki Penemuan Tujuh Mayat di Kali Bekasi

22 September 2024   19:57 Diperbarui: 22 September 2024   20:07 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi pemantauan di Kali Bekasi di mana ditemukan tujuh jenasah. Foto:Kompas.com/Rizky Syahrial

Salah satu peristiwa yang viral pada hari ini (Minggu, 22 September 2024) adalah penemuan tujuh jenasah di kali Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat. Setelah diselidiki, sebagian besar mayat tersebut berada pada tataran kaum remaja.

Sampai saat ini, belum ada kepastian dari sebab kematian para remaja tersebut. Masih berkutat di antara spekulasi dan praduga.

Misalnya, edisi Kompas.id (Minggu, 22 September 2024) melansir bahwa jenasah para remaja yang ditemukan di kali Bekasi yang berada di belakang Mesjid Al-Ikhlas, Kota Bekasi itu adalah "orang-orang yang lari menghindari razia warga untuk mencegah tawuran."

Lebih jauh, Kompas. id pada hari yang sama juga menulis bahwa "tujuh jenasah di kali Bekasi diduga merupakan kelompok remaja yang kocar-kacir karena kedatangan polisi yang berpatroli." Karena mau menghindari polisi, mereka menceburkan diri ke kali.

Dugaan-dugaan itu memang sulit dihindari. Boleh jadi, dugaan-dugaan itu terlahir karena ada benang merah tertentu yang diceritakan oleh orang-orang yang sempat lewat di tempat kejadian, melihat sekelompok orang sebelum kejadian, atau pun praduga dari mereka yang tinggal di tempat kejadian tersebut.

Kendati demikian, sorotan yang cukup mendasar pada saat ini adalah jumlah mayat yang terbilang banyak dan juga dugaan bahwa usia mereka yang meninggal itu terbilang masih remaja. 

Tentu saja, itu menjadi alarm serius untuk siapa saja termasuk tentang konsep pertemanan yang sesungguhnya hingga peran orangtua dalam membina dan menjaga anak.

Dugaan lain muncul jika ketujuh mayat itu berasal dari kelompok pertemanan yang sama. Kita tak bisa menilai secara sepihak kualitas pertemanan tersebut.

Namun, melihat akibat yang terjadi, model pertemanan itu sepertinya sudah keluar dari lintas yang tak semestinya.

Ya, perlu mengevaluasi model pertemanan, apalagi di antara usia remaja. Bukan rahasia lagi jika tak sedikit remaja yang membangun pertemanan agar mendapat pengakuan dan mencari sensasi.

Upaya itu dibarengi dengan pergaulan tanpa kenal waktu, tak peduli dengan resiko yang berbahaya, hingga situasi yang tak menguntungkan.

Ketika model pertemanan hanya bermuara pada kerusakan diri dan pihak lain, pada saat itu nilai pertemanan itu tak sehat sama sekali. Oleh sebab itu, setiap pihak baik itu dari pihak keluarga, sekolah, agama, dan pemerintah bahu membahu untuk mengarahkan kaum remaja pada relasi pertemanan yang benar.

Keluarga pasti mendapat salah satu sorotan di balik teka-teki kematian para remaja di kali Bekasi.

Pertanyaan-pertanyaan  tentang peran keluarga bisa menyeruak seperti, "mengapa mereka bisa berada di tempat tersebut?" Dimana peran orangtua agar bisa mengontrol waktu anak keluar dan berada di rumah?

Sangat miris memang bahwa tujuh orang remaja meninggal dengan cara yang tak diharapkan.  Itu bisa menjadi pukulan bagi keluarga yang ditinggalkan sekaligus pelajaran bagi siapa saja.

Peristiwa tragis itu menjadi pelajaran untuk setiap keluarga. Paling pertama adalah orangtua perlu menguatkan sistem kontrol pertemanan anak dan pengaturan waktu dalam berada dan keluar rumah.

Sistem kontrol itu tak mengekang, tetapi bersifat mendidik anak agar tahu mana model pertemanan yang benar dan tahu waktu dalam berelasi dengan orang lain.
Kita patut bersedih dengan kematian para remaja di kali Bekasi. Harapannya, pintu kebenaran terbuka agar bisa tahu tentang motif atau pun sebab dari kematian ketujuh remaja tersebut.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun