Ketika model pertemanan hanya bermuara pada kerusakan diri dan pihak lain, pada saat itu nilai pertemanan itu tak sehat sama sekali. Oleh sebab itu, setiap pihak baik itu dari pihak keluarga, sekolah, agama, dan pemerintah bahu membahu untuk mengarahkan kaum remaja pada relasi pertemanan yang benar.
Keluarga pasti mendapat salah satu sorotan di balik teka-teki kematian para remaja di kali Bekasi.
Pertanyaan-pertanyaan  tentang peran keluarga bisa menyeruak seperti, "mengapa mereka bisa berada di tempat tersebut?" Dimana peran orangtua agar bisa mengontrol waktu anak keluar dan berada di rumah?
Sangat miris memang bahwa tujuh orang remaja meninggal dengan cara yang tak diharapkan. Â Itu bisa menjadi pukulan bagi keluarga yang ditinggalkan sekaligus pelajaran bagi siapa saja.
Peristiwa tragis itu menjadi pelajaran untuk setiap keluarga. Paling pertama adalah orangtua perlu menguatkan sistem kontrol pertemanan anak dan pengaturan waktu dalam berada dan keluar rumah.
Sistem kontrol itu tak mengekang, tetapi bersifat mendidik anak agar tahu mana model pertemanan yang benar dan tahu waktu dalam berelasi dengan orang lain.
Kita patut bersedih dengan kematian para remaja di kali Bekasi. Harapannya, pintu kebenaran terbuka agar bisa tahu tentang motif atau pun sebab dari kematian ketujuh remaja tersebut.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H