Di awal musim ini, kemenangan kontra Girona menjadi salah satu buah dari tangan dingin Flick. Tak tanggung-tanggung, Robert Lewandowski menundukkan Girona dengan skor 4-1 di kandangnya sendiri.
Terang saja, energi positif sementara menaungi Barca. Ketika energi positif itu dinodai, pada saat itu pula mata mencari sebabnya.Â
Kekalahan dari Monaco disebabkan oleh kesalahan Ter Stegen yang melakukan umpan tak terarah. Kesalahan itu berbuah pada sorotan kepada kiper berusia 32 tahun tersebut.Â
Bisa-bisa Ter Stegen mendapatkan kondisi seperti yang dialaminya di Timnas Jerman, yang mana Ter Stegen selalu dijadikan pilihan kedua di bawa Manuel Neuer.
Bahkan ketika Flick masih melatih Timnas Jerman, Ter Stegen mendapat tempat kedua. Tentu saja, keputusan itu terlahir dari pertimbangan kualitas yang dimiliki dari kedua pemain tersebut. Untuk itu, kesalahan yang terjadi di Monaco bisa menjadi titik balik bagi Ter Stegen.
Juga, ban kapten bisa saja lepas dari Ter Stegen. Apabila hal itu terjadi, Ter Stegen bisa mengikuti jejak Harry Maguire yang harus kehilangan ban kapten lantaran performa yang tak konsisten bersama Manchester United (MU).
Ketika sering berada di bangku cadangan, ban kapten tim MU pun diberikan kepada Bruno Fernandez. Perlahan status kapten Maguire tinggal nama lantaran sering dibangkucadangkan sejak masa kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer hingga di kepelatihan Erik Ten Hag.
Bahkan ketika Maguire kembali mendapatkan tempat di lini belakang MU, ban kapten sepertinya tetap berada di lengan Fernandes.
Situasi yang sama bisa terjadi dengan Ter Stegen apabila performanya tak membaik atau pun digantikan posisinya di bawah mistar gawang Blaugrana.
Kendati demikian, sejauh ini Flick masih mendukung rekan senegaranya. Melansir berita dari Barca News Network (21 September 2024), dalam wawancara sebelum bermain kontra Villareal di Liga Spanyol, Flick masih memberikan pertimbangan positif pada apa yang terjadi di Monaco, terlebih khusus aksi Ter Stegen.
Flick menilai bahwa salah satu kelebihan Ter Stegen tak hanya menahan bola dari tembakan, tetapi juga bermain bola dengan kakinya. Gaya itu dipandang oleh Flick sebagai bagian dari style timnya.