Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

PON Aceh-Sumut, Pukul Wasit Sepak Bola Jadi Jalan Tumpul Saingi Naturalisasi

15 September 2024   12:06 Diperbarui: 15 September 2024   12:11 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laga antara Aceh kontra Sulawesi Tengah diwarnai oleh pemukulan wasit. Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustami/pras via Kompas.com

Pelajaran dari Laga antara Aceh dan Sulteng

Salah satu asas yang mesti dibangun dalam dunia sepak bola adalah sportivitas. Kadang kala kita hanya berpikir bahwa sportivitas itu mesti dipunyai oleh para pemain, tetapi kita perlu ingat dengan sportivitas pada peran dan pengaruh pengadil lapangan atau wasit.  

Sportivitas para pemain itu nampak ketika mengakui kesalahan dan menerima dengan lapangan dada atas hukuman yang diberikan oleh wasit. 

Sementara itu, sportivitas dari para wasit terjadi ketika memberikan hukuman dengan adil. Tanpa pandang buluh atau lebih menguntungkan salah satu tim.

Ketika aspek-aspek itu tidak diindahkan, tentu saja ada kekecewaan dan kemarahan dari para pemain.

Bahkan, para pemain tak segan melakukan tindakan anarkis, dalam mana tak lagi peduli bahwa ada pengadil lapangan yang mengatur jalannya laga.

Pemukulan pada wasit bisa saja menjadi kulminasi kekecewaan para pemain atas keputusan yang diambi oleh wasit.  Juga, itu bisa membahasakan tentang ketidakdewasaan atau mentalitas lemah dari para pemain dalam menyikapi setiap keputusan yang diberikan dalam sebuah laga.

Lebih jauh, itu juga menjadi pengingat bagi para wasit. Perlu mengambil keputusan yang adil. Tak boleh menguntukan salah satu tim semata.

Oleh sebab itu, dari insiden yang terjadi dari laga antara Aceh dan Sulteng pada perempat final pada cabang sepak bola PON 2024, kita perlu sadar bahwa kemajuan sepak bola Indonesia masih jauh dari panggang api.

Barangkali kita begitu terbius dengan euforia performa Timnas Indonesia pada babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026. Timnas Indonesia mampu tampil meyakinkan sehingga merumitkan tim-tim kuat seperti Arab Saudi dan Jepang.

Namun, performa impresif itu terjadi berkat kehadiran para pemain naturalisasi atau pemain diaspora. Pemain naturalisasi menjadi solusi bagi Indonesia bisa bersaing di kualifikasi Piala Dunia 2026.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun