Manchester United (MU) mengawali musim kompetesi 2024/25 dengan langkah yang tak cukup meyakinkan. Dari tiga laga yang telah dimainkan, MU hanya berhasil mengumpulkan 3 poin dari satu kali menang dan dua laga lagi lainnya berakhir dengan kekalahan.
Terang saja, situasi itu sedikitnya "memojokkan" Pelatih MU, Erik Ten Hag. Pelatih asal Belanda yang sempat diisukan keluar dari Old Trafford pada akhir musim lalu sepertinya masuk ke dalam air keruh gegara performa MU yang tak begitu meyakinkan sejauh ini.
Prediksi pemecatan pada Ten Hag pun menguat. Tak sedikit yang memprediksi bahwa Ten Hag bisa saja harus angkat kaki menjelang paruh musim apabila performa MU tak membaik.
Di balik itu, tak sedikit orang yang mengritik Ten Hag. Salah satunya, Cristiano Ronaldo yang mengritik ambisi Ten Hag yang terbilang lemah untuk konteks  dan perannya sebagai pelatih sebesar MU.
Ronaldo mengritik Ten Hag dalam podcast yang dihost oleh Rio Ferdinand. Ferdinand sendiri mantan legenda MU dan sempat bermain bersama Ronaldo di MU sebelum Ronaldo hengkang ke Real Madrid. Jadinya, Podcast itu seperti pertemuan teman lama.
Dalam podcast tersebut, Ronaldo mengritik Ten Hag yang pernah menilai bahwa MU rada sulit untuk memenangkan trofi Liga Inggris dan Liga Champions Eropa. Menurut Ronaldo, penilaian Ten Hag itu terlalu negatif.
Sebaliknya, Ronaldo menilai bahwa tak cukup untuk menganggap MU sulit memenangkan trofi Liga Inggris dan Liga Champions. Yang perlu adalah mentalitas untuk berusaha dan bukannya menyampaikan pernyataan seperti itu.
Untuk itu, Ronaldo yang pernah bermain di bawah kepelatihan Ten Hag sebelum pindah ke klub asal Arab Saudi, Al-Nassr menilai bahwa MU memerlukan pembenahan kembali mulai dari titik dasar dalam segala aspek, dan tak boleh melupakan ambisi untuk memenangkan trofi untuk saat ini.
Lebih jauh, Ronaldo tak ragu untuk menyatakan bahwa dia merasa dikhianati sewaktu meninggalkan MU ke klub Arab Saudi. Tak ragu Ronaldo juga menyampaikan bahwa dia tak memiliki respek untuk Ten Hag karena Ten Hag juga tak menaruh respek kepadanya.
Rupanya, kritik Ronaldo sampai kepada Ten Hag. Mantan pelatih Ajax itu memberikan tanggapan pada apa yang disampaikan Ronaldo tentang dirinya dan performa MU dalam masa kepelatihannya.
Ten Hag mengakui bahwa Ronaldo memiliki pendapatnya sendiri. Ten Hag mengungkapkan bahwa Ronaldo berada jauh di Arab Saudi dan dia tinggal jauh dari Manchester. Menurut Ten Hag setiap orang memiliki pendapatnya masing-masing.
Kendati demikian, Ten Hag menilai bahwa dia tak bisa dihakimi karena tiga laga perdana musim ini. Seharusnya, performa MU perlu diukur pada akhir musim atau pada bulan Mei tahun 2025.
Tentang MU tak bisa memenangkan trofi Liga Inggris, Ten Hag membela diri bahwa pernyataan itu sebenarnya keluar dari mulut Ronaldo sendiri. Bahkan Ten Hag meminta media untuk membaca artikel dengan baik menyangkut pernyataan Ronaldo tersebut.
Perang dingin antara Ronaldo dan Ten Hag bisa didasari oleh situasi MU di awal musim ini. Kekalahan telak dari Liverpool di Old Trafford pada pekan ketiga lanjutan Liga Inggris seperti menjadi pukulan telak untuk MU.
Keangkeran Old Trafford diruntuhkan oleh musuh klasik di Liga Inggris. Upaya Ten Hag membangun MU ke arah yang tepat dihancurkan oleh skuad asuhan pelatih baru Liverpool, Arne Slot yang umumnya diperkuat oleh para pemain yang ditinggalkan oleh pelatih sebelumnya, Jurgen Klopp.
Pada titik ini, hasil itu seperti membahasakan bahwa performa tim tak ditentukan semata-mata oleh para pemain baru, tetapi kemampuan pelatih dalam mengolah para pemainnya.
Ten Hag yang kembali membeli beberapa pemain baru pada musim ini berkat sokongan pemilik baru Sir Jim Rafcliffe, tetapi sepertinya belum menemukan formula yang tepat. Sebaliknya, Slot langsung nyaman dengan skuad peninggalan pelatih sebelumnya di Liverpool.
Makanya, kritik pada peran Ten Hag sebagai pelatih MU tak bisa dihindari. Termasuk kritik dari Ronaldo yang naik daun sebagai pesepakbola profesional sewaktu masih dilatih oleh Sir Alex Ferguson di MU sebelum ke Madrid.
Ronaldo pastinya memiliki ikatan batin dengan MU. Tak heran, pemain asal Portugal itu bersuara tentang mantan timnya yang terlihat belum berjalan pada jalur yang tepat walaupun dihuni oleh para pemain berkualitas.
Perang dingin antara Ten Hag dan Ronaldo merupakan wajah dari dunia sepak bola. Kritik hadir karena ketimpangan. Tanggapannya adalah bagaimana ketimpangan itu diatasi dan dibenahi agar kritik itu pun lenyap atau juga menjadi pukulan balik untuk si pengritik.
Salam Bola
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H