Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Paus Fransiskus dan Sikap Gereja Katolik Tolak Olah Tambang

3 September 2024   07:58 Diperbarui: 3 September 2024   08:03 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia bisa memberikan pelbagai pesan moral. Pesan-pesan itu bisa ditarik garisnya mulai dari pandangan-pandangan Paus Fransiskus selama menjadi pemimpin tertinggi Agama Katolik di Vatikan mulai Maret 2013.

Salah satu pesan yang paling aktual dan relevan untuk konteks saat ini, termasuk di Indonesia adalah kepedulian Paus Fransiskus pada lingkungan hidup. 

Ide Paus Fransiskus tentang kepedulian pada lingkungan hidup itu tertuang pada salah satu ensiklik yang berjudul "Laudato Si" yang secara harafiah berarti "Terpujilah Engkau".

Sekadar catatan tambahan, pemilihan nama Fransiskus yang melekat pada Paus bukannya tanpa alasan. Sebenarnya, nama asli Paus Fransiskus adalah Jorge Mario Bergoglio.

Seturut tradisi gereja Katolik, ketika seseorang terpilih sebagai Paus, dia memilih nama tertentu yang bisa bertolak dari karakternya dan juga berdasar pada landasan dalam masa kepemimpinannya.

Nama Fransiskus dipilih oleh Paus Fransiskus yang bernama asli Kardinal Jorge Mario Bergoglio lantaran bertolak dari tokoh kudus, St. Fransiskus Asisi. St. Fransiskus Asisi dikenal sebagai sosok yang sederhana, mempunyai kepedulian besar pada lingkungan hidup, dan aktif dalam dialog antar agama.

St. Fransiskus Asisi bahkan menyebut tumbuhan dan hewan sebagai saudara. Maknya, di Gereja Katolik, St. Fransiskus Asisi dinobati sebagai orang kudus pelindung kelestarian alam.  

Sifat-sifat St. Fransiskus Asisi itu sudah dihidupi oleh Paus Fransiskus sewaktu masih bermisi di Argentina. Dan, hal-hal itu juga dilanjutkan dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam masa kepemimpinannya sebagai pemimpin agama Katolik.

Terang saja, Ensiklik "Laudato Si" menjadi buah dari komitmen Paus Fransiskus. Ensiklik yang diluncurkan pada tahun 2015 ini secara umum menggarisbawahi tentang kepedulian pada bumi. Bumi dinilai sebagai rumah bersama (common home).

Perhatian dan kepedulian itu menjadi tanggapan nyata pada realitas bumi yang dihantui oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan.

Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini menjadi tanggung jawab moral manusia. Manusia mengeksploitasi lingkungan tetapi tak bertanggung jawab dengan aksinya tersebut. Manusia menghancurkan lingkungan hidup demi kepentingan bisnis, tetapi tak begitu peduli pada efek negatif yang terjadi untuk lingkungan itu sendiri dan mahkluk di sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun