Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Cinta Suporter Barcelona yang Dibalas Awasan dari Hansi Flick

1 September 2024   12:00 Diperbarui: 1 September 2024   12:26 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hansi Flick saat melakukan wawancara awal sebagai pelatih Barcelona. Foto: TANGKAPAN LAYAR via Kompas.com

Empat kemenangan dari empat laga menjadikan Barcelona sebagai pemuncak klasemen sementara La Liga Spanyol musim 2024/25. Barca menang dengan cukup meyakinkan pada pekan ke-4 lanjutan Liga Spanyol saat menjamu Valladolid.

Tak tanggung-tanggung, 7 gol bersarang ke gawang Real Valladolid. Terakhir kali, Barca menang dengan margin dengan 7 gol lebih terjadi di tahun 2018 saat menang kontra Huesca (8-2)..

Kemenangan itu menaikan pamor Hansi Flick. Flick terlihat sudah mengubah wajah permainan Barca. Tepatnya, mengembalikan era kejayaan Barca tetapi dengan gaya dan pendekatan yang berbeda.

Di tengah kondisi keuangan yang belum stabil dan badai cedera beberapa pemain penting, Flick mampu membuat anak-anak asuhnya tampil kompetetif.

Terang saja, Flick mendapat simpati suporter Barca. Dieluh-eluhkan, dan bahkan mendapatkan standing ovation dari suporter Barca yang memadati stadion  Olimpic Lluis Companys. 

Suporter Barca juga menilai Flick pembelian terbaik di jendela transfer musim semi.

Meski demikian, Flick tak jumawa. Menanggapi simpati besar dari suporter Barca, Flick malah memberikan awasan agar tak terlena.

"Itu membuat saya merasa bangga karena mereka mengatakan bahwa saya adalah pembelian terbaik, tetapi kami masih dalam laga keempatn dan ini bisa berubah. Saya senang bahwa fans senang, tetapi kami harus terus berjalan. Masih ada jalan panjang," ungkap Flick seperti terlansir dalam Mundo Deportivo (1 September 2024).

Pada tempat pertama, seruan dan simpati para suporter pada Flick menunjukkan kesukaan mereka pada mantan pelatih Bayern Muenchen dan Timnas Jerman tersebut.

Sebenarnya, tak gampang untuk berada di kursi pelatih Barca di tengah pelbagai tantangan yang terjadi di klub Catalan tersebut. Apalagi, Flick menggantikan posisi Xavi Hernandez yang dipecat bukan karena perfoma buruk Barca, tetapi ketidaksepakatannya dengan manajemen klub.

Dengan itu, Xavi sebenarnya masih mendapatkan tempat di hati suporter Barca. Pelatih baru pun mesti melanjutkan kinerja yang telah ditinggalkannya.

Sebelum pergi dari Barca, Xavi juga sempat mewanti-wanti tentang kondisi klub yang bisa menjadi batu sandungan untuk pelatih baru.  Salah satu masalah yang mencuat adalah kondisi keuangan Barca yang tak memungkinkan untuk membeli pemain.

Terbukti, pada bursa transfer pemain yang barusan ditutup akhir bulan Agustus lalu. Barca kandas dalam beberapa isu transfer lantaran kondisi keuangan yang tak sesuai dengan Fair Financial Play dari badan sepak bola Spanyol.

Oleh sebab itu, Flick sebenarnya datang ke Barca dengan sekelumit tantangan pada bagaimana menaikan performa Barca dengan memanfaatkan sumber daya yang terbatas.

Selain itu, tantangan menjadi pelatih Barca selalu berkaitan erat dengan DNA Barca. Dalam arti, menang saja tidak cukup. Yang paling penting adalah proses dalam mencapai kemenangan itu.

Barca dikenal dengan filosofi permainan Tika-taka, yang mengedepankan operan dari kaki ke kaki. Tak heran, setiap pelatih atau pun pemain selalu dikaitkan kualitasnya dalam menunjukkan dan mengimplementasikan filosofi tersebut.

Dalam faktanya sejauh ini, Flick tak secara total meninggalkan filosofi tersebut. Hanya saja, Flick coba melakukan pembenahan, yang mana permainan dari kaki ke kaki lebih direct (langsung) daripada hanya sekadar berputar-putar di lapangan tengah.

Flick juga memoles permainan dari kaki ke kaki itu dengan penekanan pada operan-operan cepat dan langsung mengarah pada pemain yang berposisi tepat untuk menciptakan peluang menciptakan gol.

Lebih jauh, Flick mampu membuat Barca bermain sebagai tim. Ketergantungan pada satu atau dua pemain terlihat hilang.

Contohnya, di sisi striker. Apabila pada musim-musim sebelumnya, Roberto Lewandowski menjadi tulang punggung utama dalam urusan mencetak goi; sebaliknya di empat laga perdana sejauh ini, Barca sudah mencatatkan beberapa nama sebagai penyumbang gol.

Lewandowski tak lagi menjadi lumbung gol Barca. Para pemain lain, seperti Rapinha yang mencetak hattrick ke gawang Valladolid, Dani Olmor yang baru dibeli di awal musim ini, Lamine Yamal yang diorbitkan Xavi Hernandez pada musim lalu hingga Pedri ikut menjadi penopang Lewandowski dalam menjebol gawang lawan.

Belum lagi kemampuan Flick yang mampu mengombinasikan para pemain muda dan senior. Pemain didikan akademi mampu beradaptasi dengan tim lantaran tim tak menekan satu invidual semata, tetapi mengedepankan performa tim secara keseluruhan.

Para pemain saling mendukung dan juga berupaya menutup kelemahan satu sama lain. Tak heran, pemain muda seperti Pau Cubarsi, Marc Bernal yang lagi cedera, hingga Casado yang menggantikan Bernal di posisi gelandang bentahan bisa tampil dalam level terbaik.

Flick mampu menarik hati para suporter Barca lantaran wajah permainan Barca terlihat seperti kembali ke masa-masa jaya. Kemenangan dari empat laga seperti memberikan harapan bahwa Barca bisa menantang Real Madrid yang sarat dengan pemain bintang untuk naik panggung juara pada musim ini.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun