Menariknya, guna menggantikan pemain veteran di lini depan, Milan mendatangkan Alvaro Morata dari Atletico Madrid.Â
Faktor pengalaman Morata yang nota bene berstatuskan sebagai kapter Timnas Spanyol bisa memberikan nilai plus untuk performa Milan pada musim mendatang.
Sebagai striker, catatan efektif Morata di depan gawang lawan patut diapresiasi. Pada musim lalu, kendati Morata hanya bermain 21 kali, Morata berhasil mencetak 15 gol.
Hampir persis dengan Milan, di tangan pelatih baru Thiago Motta, Juventus melakukan perombakan besar. Tim berjuluk, "Si Nyonya Besar" itu mau tak mau harus mengikuti operasi besar ala Motta.
Tak tanggung-tanggung, Motta langsung meminggirkan pemain inti Juve dalam beberapa musim terakhir seperti Federico Chiesa dan Wojciech Szczesny. Kedua pemain inti musim lalu ini diarahkan ke pintu keluar dari Juve.
Selain itu, Motta juga aktif dalam urusan pembelian pemain. Sejauh ini, Juve sudah membeli dua pemain, Khephren Thuram dan Douglas Luiz untuk menguatkan sektor gelandang.
Motta, memang, direkrut lantaran keberhasilannya menaikan performa Bologna di Serie A Italia. Termasuk mempersembahkan untuk Bologna tiket ke Liga Champions Eropa setelah mengakhiri musim Liga Italia di posisi ke-5. Â
Namun, jalan Motta untuk meniru hal yang sama bersama Juve radanya membutuhkan waktu yang panjang. Apalagi, langkah ekstrimnya yang langsung meminggirkan beberapa pemain penting di dalam tim, yang barangkali menimbulkan riak-riak ketidaksukaan di dalam skuad.
Tim yang patut Diwaspadai
Sejauh ini, hemat saya, dua tim yang patut diwaspadai pada musim depan yakni Napoli dan Atalanta.
Pemilihan Napoli pada Antonio Conte sebagai pelatih sepertinya bertujuan untuk mengembalikan mentalitas pemenang Napoli.