Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Orangtua yang Bercerai dan Anak yang Terbebankan

10 Agustus 2024   08:05 Diperbarui: 10 Agustus 2024   08:29 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk konteks masyarakat Indonesia umumnya, upacara perkawinan  dipandang sebagai ritual yang sakral. 

Dipercayai bahwa ada keterlibatan Yang Ilahi lewat perkawinan, baik itu lewat ritus budaya maupun agama, dalam merestui dan memberkati ikatan tali perkawinan tersebut.

Oleh sebab itu, perceraian suami dan istri kerap dipandang secara negatif. Orang-orang yang bercerai masuk dalam stigma tertentu, misalnya dinilai tak setia.

Apalagi, jika motif perceraian disebabkan oleh orang ketiga, dan pasangan yang menjadi bagian dari orang ketiga itu akan dipojokan.  

Bahkan, mereka pun dikotakan dalam relasi sosial sehingga tak bebas bergaul atau juga menjadi nyaman untuk berinteraksi.

Akibat lanjutnya, mereka yang bercerai juga menjadi tak bebas. Trauma untuk kembali membangun kehidupan berkeluarga. 

Karena pengalaman sakit hati karena bercerai, muncul juga sikap menyesal telah menjalin tali perkawinan hingga "mewartakan" bahwa perkawinan itu tak bernilai.

Akan tetapi, ada pasangan yang sudah mempersiapkan segala konsekuensi baik mental maupun emosional dari perceraian. Kendati kedua belah bercerai, keduanya tetap membangun silahturami dengan baik.

Tentu saja, hal itu terjadi karena ada pengertian dan pemahaman di antara kedua belah pihak sebelum memutuskan untuk bercerai. Juga, ada penjelasan di balik latar belakang yang terjadi.

Kendati demikian, walau orangtua yang bercerai dalam kondisi siap dan tenang batin, belum tentu situasi yang sama terjadi pada anak.

Anak kerap menjadi sosok yang sulit menerima fakta perceraian orangtua. Penolakan anak biasanya dibarengi dengan beban batin dalam melihat dan menimbang situasi yang terjadi karena perceraian orangtua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun