Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Perjalanan Sulit Bulu Tangkis Indonesia di Olimpiade Paris, Tanggung Jawab Siapa?

1 Agustus 2024   16:20 Diperbarui: 1 Agustus 2024   16:23 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda Putera Indonesia, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto. Foto: NOC Indonesia/Muhammad Al'as/Canon Indonesia via Kompas.com

Cabang olahraga bulu tangkis kerap kali menjadi andalan Indonesia dalam setiap partisipasinya di ajang turnamen internasional.

Pada perhelatan olimpiade yang sementara berlangsung di Paris, Perancis saat ini, harapan kuat berada di pundak para pebulu tangkis Indonesia untuk mempertahankan tradisi meraih medali emas.

Namun, perjalanan para pebulu tangkis andalan Indonesia di Olimpiade Paris cukup menyakitkan. Pebulu tangkis andalan Indonesia dari sektor nomor tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie kandas di babak kualifikasi grup.

Padahal, dua pebulu tangkis putra ini berada di sepuluh besar dunia. Ditambah lagi rekam jejak keduanya yang bertarung di partai final All England awal tahun ini, di mana Jonatan keluar sebagai pemenang.  

Memang, Indonesia masih memiliki peluang untuk meraih medali. Harapan terakhir cabang bulu tangkis Indonesia berasal dari sektor ganda putra Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto yang nota bene menjadi juara All England 2024. 

Ganda ini akan bermain di perempat final kontra ganda putra China, Liang Wei Keng dan Wang Chang.

Selain ganda putra, Indonesia juga masih memiliki sektor tunggal putri, Gregoria. Gregoria akan bermain di perdelapan final kontra wakil Korea Selatan, Kim Ga-eun.

Dua sektor tersebut menjadi harapan terakhir Indonesia untuk meraih medali dari cabang olahraga bulu tangkis di Olimpiade Paris 2024. 

Apabila meraih kekalahan, maka Indonesia akan mengulangi jalan yang sama seperti di perhelatan Asian Games Hangzhou 2023, yang mana untuk pertama kalinya dalam sejarah olahraga bulu tangkis Indonesia gagal meraih medali.

Olahraga bulu tangkis menjadi andalan Indonesia untuk sukses di turnamen-turnamen internasional. Akan tetapi, situasi yang terjadi seperti di Olimpiade Paris 2024 seperti menjadi alarm serius untuk olahraga bulu tangkis di Indonesia, terlebih khusus alarm untuk Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia atau PBSI.

Pada tempat pertama, harus diakui bahwa olahraga bulu tangkis sudah mengalami perkembangan yang signifikan. Olahraga ini tak lagi menjadi dominasi dari satu atau dua negara tertentu saja.

Akan tetapi, banyak negara seperti India yang mulai muncul ke permukaan dan menunjukkan performa yang cukup kompetetif di cabang olahraga bulu tangkis.

Di balik perkembangan itu, sekiranya proses pembinaan dan pelatihan para pebulutangkis di tanah air juga dinaikan dan ditingkatkan. 

Boleh dikatakan jika proses peggemblengan para atlet bulu tangkis seyogianya memenuhi dan menjawabi tuntutan persaingan yang makin ketat dan kompetetif.

Oleh sebab itu, olahraga bulu tangkis di Indonesia tak boleh "tidur" dalam selimut kesuksesan masa lalu atau nama besar yang sudah lama tertulis. 

Perlu menyadari bahwa banyak negara yang sudah berkembang dan membangun sistem olahraga bulu tangkis dengan baik sehingga bisa bersaing dengan Indonesia.

Terbukti dengan kekalahan yang dialami oleh Anthony Ginting dari Toma Popo Junior asal Perancis dan Jonatan Christie yang kalah dari tunggal putra perwakilan India, Lakshya Sen.

Bila melirik ke masa-masa ke belakang, sangat sulit melihat pebulutangkis andalan Indonesia menderita kekalahan dari pebulutangkis dari negara-negara seperti India dan Perancis.

Namun, saat ini, Indonesia terlihat cenderung gampang kalah, bahkan kalah dari negara-negara yang pernah berada jauh di bawah Indonesia.

Dengan ini, kita perlu mengakui bahwa negara-negara lain sudah mengalami perkembangan yang cukup signifikan di cabang bulu tangkis. Di balik pengakuan itu, Indonesia sekiranya bersikap untuk menaikan levelnya agar tak didahului atau pun menjadi tertinggal ke belakang.

Untuk itu, olahraga bulu tangkis Indonesia perlu melakukan koreksi yang cukup mendalam tentang sistem pembinaan para atlet bulu tangkis di tanah air.

Kalau boleh, proses koreksi dan evaluasi itu juga melibatkan upaya untuk mengecek pihak-pihak yang bertanggung jawab, baik dari sisi organisasi, kepelatihan, dan proses pembinaan para atlet.  

Jangan sampai sistem kerja organisasi bulu tangkis kita masih mengikuti pola-pola lama yang tak begitu menaikan proses pembinaan atlet dan performa para atlet juga menjadi stagnan.

Meminjam kata-kata Pelatih Sepak Bola Timnas Austria, Ralf Rangnick yang pernah menjadi pelatih sementara Manchester United pada tahun 2022.

Rangnick menilai bahwa agar MU benar-benar kembali pada jalur yang tepat, MU perlu melakukan "operasi bedah jantung" dari klub itu sendiri.

Barangkali kata-kata Rangnick itu juga berlaku untuk olahraga bulu tangkis di Indonesia. Agar Indonesia kembali menjadi negara yang sangat disegani di olahraga bulu tangkis, PBSI dan seluruh komponen yang berkaitan dengan olahraga bulu tangkis perlu melakukan pembedahan "jantung" secara kompresif.

Unsur-unsur yang menghalangi perkembangan olahraga bulu tangkis perlu ditanggalkan. Bahkan kalau perlu Indonesia perlu merekrut orang-orang yang benar-benar kompeten untuk mengembalikan kejayaan olahraga bulu tangkis.

Secara umum, kita sudah mempunyai benih-benih berbakat dan teruji sejak lama di olahraga cabang bulu tangkis. Tertinggal saat ini pada bagaimana mengolah dan menaikan level para pebulu tangkis di Indonesia agar bisa berkompetesi dengan meyakinkan pada setiap turnamen internasional.

Salah satu upanya adalah berani melakukan pembenahan secara komprehensif sistem kerja dari olahraga bulu tangkis di tanah air apabila hal itu yang menjadi biang dari kemunduran perjalanan cabang olahraga tersebut.

Perjalanan sulit sektor olahraga bulu tangkis di Olimpiade Paris 2024 merupakan seruan kuat untuk setiap komponen yang mengatur olahraga bulu tangkis di tanah air. 

Aksi perlu segera diambil sebelum olahraga bulu tangkis kita makin tertinggal dan kesuksesan masa lalu hanya masuk kenangan semata.

Salam Olahraga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun