Kalau boleh, proses koreksi dan evaluasi itu juga melibatkan upaya untuk mengecek pihak-pihak yang bertanggung jawab, baik dari sisi organisasi, kepelatihan, dan proses pembinaan para atlet. Â
Jangan sampai sistem kerja organisasi bulu tangkis kita masih mengikuti pola-pola lama yang tak begitu menaikan proses pembinaan atlet dan performa para atlet juga menjadi stagnan.
Meminjam kata-kata Pelatih Sepak Bola Timnas Austria, Ralf Rangnick yang pernah menjadi pelatih sementara Manchester United pada tahun 2022.
Rangnick menilai bahwa agar MU benar-benar kembali pada jalur yang tepat, MU perlu melakukan "operasi bedah jantung" dari klub itu sendiri.
Barangkali kata-kata Rangnick itu juga berlaku untuk olahraga bulu tangkis di Indonesia. Agar Indonesia kembali menjadi negara yang sangat disegani di olahraga bulu tangkis, PBSI dan seluruh komponen yang berkaitan dengan olahraga bulu tangkis perlu melakukan pembedahan "jantung" secara kompresif.
Unsur-unsur yang menghalangi perkembangan olahraga bulu tangkis perlu ditanggalkan. Bahkan kalau perlu Indonesia perlu merekrut orang-orang yang benar-benar kompeten untuk mengembalikan kejayaan olahraga bulu tangkis.
Secara umum, kita sudah mempunyai benih-benih berbakat dan teruji sejak lama di olahraga cabang bulu tangkis. Tertinggal saat ini pada bagaimana mengolah dan menaikan level para pebulu tangkis di Indonesia agar bisa berkompetesi dengan meyakinkan pada setiap turnamen internasional.
Salah satu upanya adalah berani melakukan pembenahan secara komprehensif sistem kerja dari olahraga bulu tangkis di tanah air apabila hal itu yang menjadi biang dari kemunduran perjalanan cabang olahraga tersebut.
Perjalanan sulit sektor olahraga bulu tangkis di Olimpiade Paris 2024 merupakan seruan kuat untuk setiap komponen yang mengatur olahraga bulu tangkis di tanah air.Â
Aksi perlu segera diambil sebelum olahraga bulu tangkis kita makin tertinggal dan kesuksesan masa lalu hanya masuk kenangan semata.
Salam Olahraga