Pada tempat pertama, harus diakui bahwa olahraga bulu tangkis sudah mengalami perkembangan yang signifikan. Olahraga ini tak lagi menjadi dominasi dari satu atau dua negara tertentu saja.
Akan tetapi, banyak negara seperti India yang mulai muncul ke permukaan dan menunjukkan performa yang cukup kompetetif di cabang olahraga bulu tangkis.
Di balik perkembangan itu, sekiranya proses pembinaan dan pelatihan para pebulutangkis di tanah air juga dinaikan dan ditingkatkan.Â
Boleh dikatakan jika proses peggemblengan para atlet bulu tangkis seyogianya memenuhi dan menjawabi tuntutan persaingan yang makin ketat dan kompetetif.
Oleh sebab itu, olahraga bulu tangkis di Indonesia tak boleh "tidur" dalam selimut kesuksesan masa lalu atau nama besar yang sudah lama tertulis.Â
Perlu menyadari bahwa banyak negara yang sudah berkembang dan membangun sistem olahraga bulu tangkis dengan baik sehingga bisa bersaing dengan Indonesia.
Terbukti dengan kekalahan yang dialami oleh Anthony Ginting dari Toma Popo Junior asal Perancis dan Jonatan Christie yang kalah dari tunggal putra perwakilan India, Lakshya Sen.
Bila melirik ke masa-masa ke belakang, sangat sulit melihat pebulutangkis andalan Indonesia menderita kekalahan dari pebulutangkis dari negara-negara seperti India dan Perancis.
Namun, saat ini, Indonesia terlihat cenderung gampang kalah, bahkan kalah dari negara-negara yang pernah berada jauh di bawah Indonesia.
Dengan ini, kita perlu mengakui bahwa negara-negara lain sudah mengalami perkembangan yang cukup signifikan di cabang bulu tangkis. Di balik pengakuan itu, Indonesia sekiranya bersikap untuk menaikan levelnya agar tak didahului atau pun menjadi tertinggal ke belakang.
Untuk itu, olahraga bulu tangkis Indonesia perlu melakukan koreksi yang cukup mendalam tentang sistem pembinaan para atlet bulu tangkis di tanah air.