Relasi di media sosial terbuka untuk umum. Siapa saja bisa mengakses, membangun relasi, dan memperkuat jaringan pertemanan.Â
Kita bisa mendapatkan teman baru dengan cara yang gampang. Juga, kita bisa memperkuat relasi di dunia nyata, seperti relasi anggota keluarga, teman seangkatan dan seprofesi, dan sesama latar belakang lewat medsos.Â
Namun, kita juga dihadapkan dengan privasi. Kendati bersifat umum, ada privasi yang tak boleh dilangkahi, yang patut dihargai, atau pun tak boleh diketahui oleh setiap orang.Â
Makanya, ada orang yang mengunci platform medsosnya. Hanya orang tertentu saja yang bisa melihat dan mengaksesnya.Â
Alasannya, salah satunya, adalah menjaga privasi agar tak dilihat dan dikomentari oleh setiap orang.Â
Ternyata hal itu juga berlaku dalam relasi antara anggota keluarga di medsos. Tak sedikit anak yang mengunci statusnya dari pandangan dan jangkauan orangtua.Â
Beberapa alasan yang membuat anak mengunci status atau pun dinding medsosnya dari pantauan orangtua.Â
Pertama, Tak Mau Kontrol Lebih dari Orangtua
Medsos kerap menjadi tempat untuk meluapkan pikiran dan perasaan.Â
Menariknya, di medsos, kita tak dibatasi oleh orang lain dalam mengungkapkan apa yang kita rasa dan pikirkan.Â