Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pelajaran untuk Manchester United dari Kekalahan Kontra Arsenal

28 Juli 2024   11:13 Diperbarui: 28 Juli 2024   18:20 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manchester United (MU) menderita kekalahan dari Arsenal (2-1) dalam 90 menit waktu normal di SoFi Stadium, Amerika Serikat (28/7/24). 

Walau demikian kedua tim tetap melakukan uji penalti seturut kesepakatan yang dibuat antara kedua tim. Dalam drama adu penalti, MU menang 4-3 atas Arsenal.

Drama adu penalti itu mempertegas tentang tema laga dari kedua tim. Tema dari laga kedua tim itu, memang, laga persahabatan. Bagian dari tur pra musim di Amerika Serikat.

Namun, di balik kemasan persahabatan, pastinya kedua tim yang sama-sama bersaing di Liga Inggris itu tetap mempertahankan gengsi dan aspek kompetitif.

Arsenal yang mengakhiri musim 2023/24 pada peringkat kedua menurunkan skuad terbaiknya. Skuad terbaik Arsenal tersebut sebenarnya didukung oleh keseimbangan dan kedalaman skuad yang mumpuni.

Begitu pula dengan MU. Umumnya, MU tampil dengan pemain senior. Pelatih "Setan Merah" Erik Ten Hag kembali memainkan L. Yoro, bek baru yang baru dibeli pada bursa transfer saat ini.

Yoro diduetkan dengan Harry Maguire. Duet ini bisa saja menjadi andalan Ten Hag pada musim depan.  Sayangnya, Yoro tak menuntaskan laga lantaran masalah cedera.

Kekalahan dari Arsenal sebenarnya memberikan pelajaran terpenting untuk MU secara umum dan terkhusus untuk Ten Hag untuk musim depan. 

Ten Hag yang kembali dipercaya untuk menjadi pelatih MU pada musim ketiganya harus memberikan yang terbaik pada musim depan.

Boleh dikatakan sudah tak ada kata tolerir bagi Ten Hag apabila kembali gagal memberikan performa yang impresif pada MU. 

Terlebih lagi, di balik kepercayaan untuk Ten Hag, manajemen MU juga menyanggupi keputusan Ten Hag untuk membeli pemain baru.

Oleh sebab itu, kekalahan dari Arsenal menjadi alarm senyap untuk Ten Hag. Pada tempat pertama, ternyata tak gampang untuk membangun dan sekaligus mempertahankan kesolidan permainan tim.

Ten Hag membutuhkan waktu agar permainan timnya bisa sekonsisten dan sesolid seperti apa yang dilakukan Arsenal pada musim lalu di Liga Inggris. 

Besar kemungkinan, dengan ritme dan komposisi skuad saat ini, Arsenal akan tetap menjadi saingan kuat untuk meraih  trofi pada musim depan.

Arsenal menunjukkan performa yang solid saat bermain kontra MU. Kesolidan itu sebenarnya sudah terbangun dalam dua musim terakhir, yang mana Arsenal selalu bersaing ketat menjadi juara Liga Inggris.

Kesolidan itu terbangun lewat tempahan Pelatih Mikel Arteta yang mendatangkan banya pemain baru untuk benar-benar mengubah wajah Arsenal. 

Sebagian besar pemain yang ada di skuad Arsenal saat ini adalah bagian dari pembelian Arteta dalam empat musim sebagai pelatih Arsenal.

Sama halnya dengan komposisi skuad MU. Hanya Marcus Rashford, A. Wan-Bissaka, dan Harry Maguire yang berasal dari era kepelatihan sebelum Ten Hag. 

Hampir sebagian besar pemain MU saat ini merupakan pembelian era Ten Hag. Beberapa pemain muda didikan akademi juga naik ke tim utama berkat upaya Ten Hag.

Akan tetapi, peta persaingan di Liga Inggris makin ketat. Tiap tim terus berbenah. Arsenal yang hampir saja meraih juara Liga Inggris dalam dua musim terakhir masih berbenah dan memperdalam komposisi skuadnya.

Manchester City yang tampil stabil dalam sepuluh tahun terakhir mempunyai skuad yang persis sama dalam era kepelatihan Pep Guardiola. Kestabilan itu menjadi kunci penting dari performa Man City di era Guardiola.

Kekalahan dari Arsenal menjadi pelajaran yang berharga untuk MU. Seperti musim-musim lalu, MU akan menghadapi tantangan yang cukup sulit agar bisa berkompetisi di Liga Inggris sekaligus bisa meraih trofi Liga Inggris.

Oleh sebab itu, kendati topik laga-laga selama tur pra musim berwajah persahabatan, hal itu tetap menjadi tolok ukur dalam menilai dan meninjau permainan tim. 

Paling kurang, MU benar-benar menyikapi tur pra musim ini untuk mempersiapkan skuad pada kompetisi mendatang.

Barangkali kekalahan dari Arsenal dari tur pra musim di AS tak begitu mengganggu suporter MU. Namun, apabila kekalahan itu terjadi di kompetisi Liga Inggris, Ten Hag dan pemain MU umumnya pasti sudah mendapatkan cemoohan suporter.

Daripada menderita celaan dan cemoohan di kompetisi resmi, lebih baik kekalahan dari Arsenal di laga persahabatan menjadi pelajaran dan rujukan persiapan dalam menghadapi kompetisi Liga Inggris pada musim 2024/25.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun