Terlebih lagi, di balik kepercayaan untuk Ten Hag, manajemen MU juga menyanggupi keputusan Ten Hag untuk membeli pemain baru.
Oleh sebab itu, kekalahan dari Arsenal menjadi alarm senyap untuk Ten Hag. Pada tempat pertama, ternyata tak gampang untuk membangun dan sekaligus mempertahankan kesolidan permainan tim.
Ten Hag membutuhkan waktu agar permainan timnya bisa sekonsisten dan sesolid seperti apa yang dilakukan Arsenal pada musim lalu di Liga Inggris.Â
Besar kemungkinan, dengan ritme dan komposisi skuad saat ini, Arsenal akan tetap menjadi saingan kuat untuk meraih  trofi pada musim depan.
Arsenal menunjukkan performa yang solid saat bermain kontra MU. Kesolidan itu sebenarnya sudah terbangun dalam dua musim terakhir, yang mana Arsenal selalu bersaing ketat menjadi juara Liga Inggris.
Kesolidan itu terbangun lewat tempahan Pelatih Mikel Arteta yang mendatangkan banya pemain baru untuk benar-benar mengubah wajah Arsenal.Â
Sebagian besar pemain yang ada di skuad Arsenal saat ini adalah bagian dari pembelian Arteta dalam empat musim sebagai pelatih Arsenal.
Sama halnya dengan komposisi skuad MU. Hanya Marcus Rashford, A. Wan-Bissaka, dan Harry Maguire yang berasal dari era kepelatihan sebelum Ten Hag.Â
Hampir sebagian besar pemain MU saat ini merupakan pembelian era Ten Hag. Beberapa pemain muda didikan akademi juga naik ke tim utama berkat upaya Ten Hag.
Akan tetapi, peta persaingan di Liga Inggris makin ketat. Tiap tim terus berbenah. Arsenal yang hampir saja meraih juara Liga Inggris dalam dua musim terakhir masih berbenah dan memperdalam komposisi skuadnya.
Manchester City yang tampil stabil dalam sepuluh tahun terakhir mempunyai skuad yang persis sama dalam era kepelatihan Pep Guardiola. Kestabilan itu menjadi kunci penting dari performa Man City di era Guardiola.