Manchester United (MU) mulai berbenah di era kepemilikan Sir Jim Ratcliffe. Sejak Ratcliffe mengambil alih 27.7 persen kepemilikan saham MU, pengusaha kaya asal Inggris tersebut perlahan melakukan pembenahan di kub MU.
Perubahan itu dimulai dengan pergantian di posisi pemimpin klub hingga direktur olahraga. Sempat tarik ulur tentang posisi pelatih, akhirnya kubu "Setan Merah" tetap mempercayai Erik Ten Hag.
Tampaknya, keberhasilan Ten Hag merengkuh trofi Piala FA 2024 dengan mengalahkan rival sekota, Manchester City menjadi salah satu acuan mendasar dari keputusan MU memperpanjang kontrak Ten Hag sebagai pelatih hingga satu musim kedepan.
Kepercayaan pada Ten Hag pun dibarengi dengan kesediaan klub mengucurkan sejumlah uang untuk membeli pemain. Tak tanggung-tanggung, di tengah gebyar Piala Eropa 2024 di Jerman (14 Juni-14 Juli 2024), MU sibuk dengan pencarian pemain.
Tercatat dua pemain yang sudah masuk ruang ganti MU. Penyerang Joshua Zirkzee dari Bologna dan bek muda Leny Yoro dari Lille. Selain itu, Ten Hag juga tertarik untuk mendatangkan mantan anak asuhnya di Ajax, Matthijs de Ligt dari Bayern Muenchen.
Pembenahan di kubu MU bukanlah hal baru. Sejak menjadi pelatih MU, Ten Hag sudah melakukan beberapa transfer mahal guna menguatkan komposisi skuad MU.
Namun, upaya transfer beberapa pemain tersebut terlihat masih jauh dari ekspetasi suporter, seperti MU yang terlempar dari 4 besar dan berada di posisi ke-8 klasemen akhir Liga Inggris. Sehingga tak heran masih banyak suara kritis yang meminta agar Ten Hag dipecat.
Terang saja, perpanjangan kontrak setahun seperti menjadi kesempatan terakhir bagi Ten Hag. Tak ada lagi kesempatan kedua lantaran kubu MU terlihat kooperatif dengan pelatih asal Belanda tersebut dalam hal pembelian pemain atau lebih tepatnya dalam hal pembenahan skuad MU.
Pembenahan skuad MU ini dipandang sebagai salah satu cara agar MU bisa kembali bersaing ketat di Liga Inggris. Hal itu pernah disampaikan oleh Ralf Rangnick, mantan pelatih sementara MU dua tahun lalu yang saat ini melatih Timnas Austria.
Sekadar catatan, Rangnick berhasil membangun Timnas Austria selama dua musim. Austria tampil impresif selama Piala Eropa 2024.
Terang saja, kesangsian pada Rangnick selama melatih MU seperti menguap setelah menyaksikan bagaimana pelatih asal Jerman tersebut membangun Timnas Austria.
Sewaktu menjadi pelatih interim MU< Rangnick pernah bersikap kritis tentang kondisi MU. Rangnick menilai bahwa agar MU bisa kembali tampil kompetetif, MU perlu melakuan operasi "jantung".
Rangnick yang menjadi pelatih sementara dalam tujuh bulan tersebut menilai bahwa pembenahan MU tak hanya menyangkut hal-hal kecil, tetapi lebih dari itu membutuhkan perombakan yang besar.
Upaya Rangnick itu sempat dikritik. Cristiano Ronaldo yang masih bermain bersama MU saat itu, bahkan, meragukan posisi Rangnick sebagai pelatih dan tak sepakat dengan apa yang dilakukannya.
Namun, Ten Hag menilai bahwa apa yang disampaikan oleh Rangnick sewaktu masih menjadi pelatih MU sangat benar.
Seperti terlansir dalam BBC Sport. com (20 Juli 2024), Ten Hag mengungkapkan kepada surat kabar asal Belanda, AD Sportwereld bahwa mantan pelatih interim MU Ralf Rangnick sangat benar mengenai MU yang membutuhkan operasi "bedah jantung".
Terlihat kata-kata Rangnick mulai dijalani kubu MU semenjak di bawah kepemilikan Ratcliffe. Pergantian figur di beberapa sektor penting klub menjadi wajah operasi "bedah jantung" ala MU. Bahkan, Ten Hag menilai bahwa dua musimnya sebagai pelatih MU sudah menjalankan proses pembenahan.
"Kami sudah bekerja sangat keras dalam dua tahun terakhir, tetapi dia (Rangnick) mengatakan sangat benar. Ini membutuhkan keseluruhan dan operasi yang kompleks. Dan saya tahu ketika saya memulai tugas saya sebagai pelatih bahwa ini akan menjadi pekerjaan yang sulit," ungkap Ten Hag.
Musim ketiga sebagai pelatih MU akan menjadi pembuktian lebih lanjut bagi Ten Hag. Pembenahan di dalam klub sudah berjalan dalam dua musim terakhir Ten Hag sebagai pelatih. Pembenahan ala Ten Hag terus berlanjut dan didukung penuh oleh pemilik klub.
Dengan ini, sepertinya sulit bagi Ten Hag untuk beralibi ketika MU tak tampil meyakinkan pada musim depan. Yang dinantikan dari Ten Hag adalah prestasi dan kembalinya MU ke peta persaingan di Liga Inggris.
Kalau tidak, alih-alih keputusan perpanjangan masa kerja untuk satu musim yang telah disepakati malah berakhir dengan keputusan dinih untuk mengakhiri kontrak Ten Hag di Old Trafford.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H