Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Terobosan Luis de la Fuente untuk Spanyol, dari Tak Diperhitungkan Jadi Favorit Juara

6 Juli 2024   21:03 Diperbarui: 6 Juli 2024   21:09 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para pemain muda itu dikombinasikan para pemain berpengalaman seperti Alvaro Morata, Rodri, dan Dani Carvajal.

Selain itu, terobosan De la Fuente adalah tak berpaku pada gaya permainan andalan Spanyol, Tika-taka seperti para pelatih sebelumnya. 

Memang, gaya Tika-taka telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kesuksesan Spanyol, terlebih khusus saat menjadi juara Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012.

Namun, gaya itu mulai tak efektif dengan karakter para pemain Spanyol. Dalam mana, Spanyol tak memiliki pemain seperti Xavi Hernandez, Andre Iniesta, Fabregas, David Silva, Xabi Alonso yang menjadi bagian dari gaya tersebut dan menyukseskan Spanyol di pentas dunia.

Makanya, De la Fuente melakukan terobosan. Tak lagi berpatokan pada permainan kontrol penuh dalam penguasaan bola. 

Hal itu bermula saat Spanyol menang 3-0 atas Kroasia pada laga perdana kualifikasi grup. Kroasia menguasai jalannya laga, tetapi Spanyol malah tampil lebih efektif. 

Spanyol pun mengakhiri tren penguasaan bola dalam 136 laga. Terakhir kali Spanyol tak menguasai laga terjadi saat bermain kontra Jerman di Piala Eropa 2008.

Bila menimbang dari 136 laga di mana Spanyol menguasai jalannya laga, tercatat bahwa taktik Tika-taka bukannya tanpa celah. Tercatat dari 136 laga tersebut, Spanyol menang 97 kali, seri 23 kali, dan kalah 16 kali.

Masalahnya, ketika Spanyol kalah dengan penguasaan bola pada momen penting. Misalnya, saat Piala Dunia di Rusia yang mana Spanyol mencatatkan rekor operan sampai 1000 kali saat bermain Rusia, tetapi kemudian kalah lewat drama adu penalti.

Oleh sebab itu, terobosan De La Fuente untuk mengubah gaya permainan Spanyol terbilang tepat. Efek positif dari perubahan gaya itu sudah bisa terbaca dari 8 laga kualifikasi untuk masuk Piala Eropa 2024. Dari 8 laga itu, Spanyol mencetak 25 gol.

Menariknya, 25 gol itu tersebar pada 12 pemain berbeda. Hal itu juga terjadi pada Piala Eropa 2024, yang mana Spanyol tak bergantung pada satu atau dua pemain dalam urusan mencetak gol. 11 gol dari Spanyol sejauh ini tersebar pada 7 pemain berbeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun