Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Terobosan Luis de la Fuente untuk Spanyol, dari Tak Diperhitungkan Jadi Favorit Juara

6 Juli 2024   21:03 Diperbarui: 6 Juli 2024   21:09 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luis de la Fuente, pelatih Timnas Spanyol. (Foto: AFP/Joe Klamar via Kompas.com)

"Spanyol adalah seekor kuda pemenang," demikian kata pelatih Spanyol, Luis de la Fuente mengomentari timnya setelah menyingkirkan tuan rumah Jerman pada partai perempat final Piala Eropa 2024.

Harus diakui jika kegemilangan Spanyol selama pesta bola Eropa tak lepas dari peran pelatih Luis de la Fuente. 

Berkat kelolosan ke semifinal, Spanyol yang awalnya tak masuk kelompok favorit untuk mengangkat trofi Piala Eropa 2024 berubah menjadi favorit kuat untuk meraih trofi pada 14 Juli mendatang.

Hal itu sebenarnya ditunjukan lewat performa Spanyol mulai dari babak kualifikasi grup. Spanyol menjadi satu-satunya tim yang meraih 100 persen kemenangan. Hebatnya, Spanyol menang tanpa kebobolan.

Gawang Spanyol baru kebobolan pada babak 16 besar. Itu pun terlahir karena gol bunuh diri dari bek Robin le Normand saat bermain kontra Georgia. 

Lalu, gawang Spanyol mengalami kebobolan untuk kedua kalinya saat  menang 2-1 kontra Jerman di perempat final. Untuk itu, dari 5 laga yang telah dimainkan pada Piala Eropa 2024, Spanyol kebobolan 2 kali dan berhasil memasukan 11 gol.

Untuk itu, tak berlebihan jika Spanyol kian difavoritkan untuk meraih juara. Padahal, sebelum perhelatan Piala Eropa 2024, Spanyol tak begitu masuk favorit. 

Publik lebih melirik tim-tim seperti Inggris, Perancis, Portugal, dan tuan rumah Jerman untuk berada di partai final.

Tak disangka, Spanyol mampu meruntuhkan prediksi. Hal itu tak lepas dari terobosan Luis de la Fuente.

Jalan dan Terobosan De la Fuente

Luis de la Fuente menggantikan Luis Enrique sebagai pelatih Spanyol pada tahun lalu setelah gagal memberikan kesuksesan untuk Spanyol pada Piala Eropa 2022 di Qatar. 

Pilihan badan sepak bola Spanyol pada De la Fuente sangatlah taktis. Dalam mana, De la Fuentes sebenarnya sudah familiar dengan sepak bola Spanyol.

Selain pernah berkarir di La Liga Spanyol sebagai pemain Athletic Bilbo, De la Fuente pernah melatih Alaves sebelum dijadikan pelatih tim yunior Spanyol. De la Fuente mengawali karir kepelatihannya di timnas Spanyol mulai dari tim yunior U19.

Bahkan, De la Fuente pernah membawa tim Spanyol U19 meraih trofi Piala Eropa U19 dengan mengalahkan Jerman. 

Menariknya, saat itu tim Spanyol U19 diperkuat oleh Dani Olmo dan Fabian Ruiz. Kedua pemain tersebut menjadi andalan De la Fuente pada Timnas Senior Spanyol saat ini pada Piala Eropa 2024 di Jerman. 

Berkat kesuksesannya dengan Tim U19, De la Fuente promosi ke Tim U21 Spanyol.
Performa kepelatihan De la Fuente bersama tim yunior itulah yang mengantarkannya pada kursi pelatih Timnas senior menggantikan Enrique sebagai pelatih. 

Awalnya, nama De la Fuente tak begitu santer di mata media dan pencinta sepak bola Spanyol.

Namun, badan sepak bola Spanyol melihat De la Fuente dengan cara dan pertimbangan berbeda. Termasuk salah satunya pengalamannya sebagai pelatih di tim yunior. Jadilah, pelatih berusia 63 tahun dipercayakan untuk melatih "La Roja".

Terang saja, berbekal dari pengalamannya sebagai pelatih yunior Timnas Spanyol, De la Fuente gampang beradaptasi dengan skuad Timnas senior Spanyol yang dihuni oleh banyak pemain muda. Beberapa di antara pemain tersebut pernah berada di bawah asuhan De la Fuente di tim yunior Spanyol.

Sejak mendapuk timnas senior, De la Fuente melakukan terobosan. Salah satu terobosan De la Fuente adalah memberikan para pemain muda berbakat untuk masuk timnas senior seperti Pau Cubarsi, Nico Williams dan Lamine Yamal. 

Cubarsi gagal seleksi akhir ke Jerman dan Williams dan Yamal tampil meyakinkan sejauh ini pada Piala Eropa 2024.

Para pemain muda itu dikombinasikan para pemain berpengalaman seperti Alvaro Morata, Rodri, dan Dani Carvajal.

Selain itu, terobosan De la Fuente adalah tak berpaku pada gaya permainan andalan Spanyol, Tika-taka seperti para pelatih sebelumnya. 

Memang, gaya Tika-taka telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kesuksesan Spanyol, terlebih khusus saat menjadi juara Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012.

Namun, gaya itu mulai tak efektif dengan karakter para pemain Spanyol. Dalam mana, Spanyol tak memiliki pemain seperti Xavi Hernandez, Andre Iniesta, Fabregas, David Silva, Xabi Alonso yang menjadi bagian dari gaya tersebut dan menyukseskan Spanyol di pentas dunia.

Makanya, De la Fuente melakukan terobosan. Tak lagi berpatokan pada permainan kontrol penuh dalam penguasaan bola. 

Hal itu bermula saat Spanyol menang 3-0 atas Kroasia pada laga perdana kualifikasi grup. Kroasia menguasai jalannya laga, tetapi Spanyol malah tampil lebih efektif. 

Spanyol pun mengakhiri tren penguasaan bola dalam 136 laga. Terakhir kali Spanyol tak menguasai laga terjadi saat bermain kontra Jerman di Piala Eropa 2008.

Bila menimbang dari 136 laga di mana Spanyol menguasai jalannya laga, tercatat bahwa taktik Tika-taka bukannya tanpa celah. Tercatat dari 136 laga tersebut, Spanyol menang 97 kali, seri 23 kali, dan kalah 16 kali.

Masalahnya, ketika Spanyol kalah dengan penguasaan bola pada momen penting. Misalnya, saat Piala Dunia di Rusia yang mana Spanyol mencatatkan rekor operan sampai 1000 kali saat bermain Rusia, tetapi kemudian kalah lewat drama adu penalti.

Oleh sebab itu, terobosan De La Fuente untuk mengubah gaya permainan Spanyol terbilang tepat. Efek positif dari perubahan gaya itu sudah bisa terbaca dari 8 laga kualifikasi untuk masuk Piala Eropa 2024. Dari 8 laga itu, Spanyol mencetak 25 gol.

Menariknya, 25 gol itu tersebar pada 12 pemain berbeda. Hal itu juga terjadi pada Piala Eropa 2024, yang mana Spanyol tak bergantung pada satu atau dua pemain dalam urusan mencetak gol. 11 gol dari Spanyol sejauh ini tersebar pada 7 pemain berbeda. 

Terbukti juga, saat Spanyol menang kontra Jerman pada babak perempat final, yang mana dua gol itu diciptakan oleh para pemain pengganti.

Lebih jauh, De la Fuente juga jeli melihat potensi para pemain. Selain berhasil memanfaatkan potensi dari Yamal dan Williams, De la Fuente juga mengembalikan peran Rodri. 

De la Fuente lebih memilih Rodri untuk bermain peran seperti di klubnya Manchester City, daripada menjadi bek sebagaimana yang diterapkan oleh Luis Enrique pada Piala Dunia 2022.

Akibatnya, Rodri tampil lebih efektif dalam urusan kontrol lini tengah, operan, dan menciptakan peluang. Sejauh ini, Rodri sudah mencatatkan 1 gol di Piala Eropa 2024. 

De la Fuente membuat terobosan pada Timnas Spanyol. Terobosan itu menjadikan Spanyol yang tak terlalu diunggulkan menjadi salah satu favorit kuat untuk menjadi juara Piala Eropa 2024, yang nota bene akan menjadi trofi Piala Eropa keempat untuk Spanyol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun