Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Spanyol Tembus Semifinal dan Akhir Kisah Tuan Rumah Jerman

6 Juli 2024   03:33 Diperbarui: 6 Juli 2024   06:27 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sama halnya, Jerman menerapkan skema andalannya 4-2-3-1 selama Piala Eropa 2024. Hanya saja, pelatih Jerman Julian Nagelsmann menduetkan Toni Kroos dengan Emery Can di sektor gelandang jangkar.

Duet gelandang jangkar itu terlihat tak begitu efektif. Makanya, pada awal babak kedua, Nagelsmann menggantikan Can dan memasukan R. Andrich, pemain yang sudah terbiasa dengan Kroos di sektor gelandang jangkar sejak babak kualifikasi grup.

Jerman mengandalkan para pemain senior. Terlihat rata-rata usia skuad Jerman sejak menit awal berkisar 29 tahun 272 hari, yang mana itu merupakan rata-rata usia tertua dalam sejarah keterlibatan Jerman di Piala Eropa. Sebaliknya, rata-rata usia pemain Spanyol lebih muda. Hanya berkisar 26 tahun 193 hari.  

Sebenarnya, Jerman lebih banyak menguasai jalannya laga. Tercatat, tim asuhan Nagelsmann itu menguasai 52 persen dengan 23 tembakan ke gawang yang mana 5 tepat sasar ke gawang Tim Matador, julukan Spanyol. 

Sementara itu, Spanyol hanya mencatatkan 18 tembakan ke gawang Jerman, tetapi mempunyai 6 yang tepat sasar ke gawang yang dijaga oleh kiper veteran M. Neuer.

Secara umum, Spanyol lebih berupaya bermain efektif. Efektivitas itu nampak saat bagaimana Spanyol menciptakan peluang dan gol, yang mana tak ragu untuk melakukan umpan silang dan tembakan dari luar kota penalti.  

Terbukti pada babak pertama, Spanyol mencatatkan 8 tembakan ke gawang Jerman dari luar kotak penalti.

Juga, Spanyol memanfaatkan dengan baik kualitas para gelandang dan penyerang sayap dalam urusan mencari peluang dan mencetak gol. Lagi-lagi, L. Yamal menciptakan sejarah setelah memberikan asis untuk gol pertama Spanyol. Yamal pun menjadi pemain termuda pertama yang mencatatkan 3 asis di Piala Eropa.  

Spanyol lolos ke semifinal berkat permainan efektif. Berkat keluar dari zona nyaman yang mana meninggalkan gaya andalan "Tika-Taka", Spanyol lebih bermain efektif dan kemudian efeknya lolos ke semifinal dan menyingkirkan tuan rumah, Jerman.

Gol kemenangan Spanyol menjadi salah satu contoh permainan efektif, yang mana tandukan Merino merupakan satu-satunya bola yang mengarah tepat ke gawang Jerman setelah gol pertama Olmo pada menit ke-51.

Kelolosan Spanyol ke semifinal menguatkan status Spanyol untuk tembus ke final di Berlin pada 14 Juli mendatang. Pun Spanyol berpeluang untuk mengoleksi 4 gelar Piala Eropa melampaui koleksi Jerman dengan 3 trofi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun