Tak pelak, jalan Jerman menuju ke Berlin rada sulit. Spanyol tampil dengan wajah yang berbeda di Piala Eropa 2024. Tak lagi berpaku pada gaya andalan, "Tika-taka", tetapi berani keluar dari arena nyaman untuk menyesuaikan dengan karakter pemain.
Transformasi taktik "La Roja" itu berbuah manis. Transformasi gaya itu menjadi kekuatan tersembunyi Spanyol yang sulit dibaca lawan. Jerman tidak lagi menghadapi Spanyol yang sudah terbiasa dengan permainan dari kaki ke kaki.
Untuk itu, Spanyol menjadi ancaman dalam perjalanan Jerman ke Berlin. Ancaman itu muncul dari perubahan gaya Spanyol yang berubah dari masa-masa sebelumnya. Â
Di laga perdana kualifikasi grup kontra Kroasia, Spanyol menang 3-0 dengan gaya baru. Tak mendominasi laga. Wajah Tika-taka tampak hilang. Lebih cenderung bermain langsung dan skema serangan balik.
Untuk pertama kalinya dalam 136 laga, Spanyol tak mendominasi laga. Kroasi tampil lebih dominan, tetapi Spanyol malah yang lebih efektif dalam mencetak gol.
Ketika menguasai laga dan lawan bermain bertahan, Spanyol tak ragu untuk melakukan umpan-umpan panjang. Terbukti, saat menundukan Georgia di babak 16 besar.
Guna menembus kesolidan lini belakang Georgia, terlebih lagi Georgia sudah unggul 1 gol, Spanyol menerapkan umpan-umpan diagonal dari sisi sayap. Makanya, gol-gol tandukan dari hasil umpan-umpan panjang dari sisi kiri dan kanan menjadi senjata baru permainan Spanyol.
Lamine Yamal (16 tahun) di sisi kiri dan Nico Williams (22 tahun) di sisi kanan menjadi bagian dari gaya baru permainan Spanyol. Kedua pemain yang berada pada kedua sisi sayap pada skema permainan pelatih Luis de la Fuente mempunyai karakteristik yang persis sama.
Kedua pemain itu memiliki kecepatan, kreativitas dalam menggiring bola hingga efek penetrasi yang menekan lawan yang hampir sama. Yamal sudah mencatatkan 2 asis untuk Spanyol di Piala Eropa 2024. Sementara itu, Williams dengan koleksi 1 asis dan 1 gol.
Keduanya pun akan menjadi ancaman untuk lini belakang Jerman. Uji cepat dan duel kreativitas akan menjadi tantangan yang bisa mengganggu konsentrasi lini belakang Jerman. Juga, gaya permainan dari kedua anak muda asal Spanyol itu menjadi salah satu ancaman tersembunyi untuk Jerman.
Toni Kroos menjadi urat nadi permainan Jerman sepanjang turnamen Piala Eropa 2024. Kroos yang memutuskan gantung sepatu setelah Piala Eropa 2024 menjadi pemain yang mempunyai umpan tertinggi, dengan 95 persen (411/431) melebihi para pemain lain.