Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Air Mata Cristiano Ronaldo

2 Juli 2024   10:10 Diperbarui: 2 Juli 2024   11:31 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tangisan bermakna ganda. Bisa karena sedih, tetapi bisa pula kerena sukacita. 

Kita bisa tahu apakah yang membuat orang menangis bergantung pada pengalaman pribadinya serentak situasi yang mengitarinya.

Bintang sepak bola asal Portugal, Cristiano Ronaldo menangis saat Timnas Portugal bermain kontra Timnas Slovenia di stadion Deutsche Bank Park, Jerman (2/7/24). 

Topik Ronaldo yang menangis pun menjadi salah satu headline yang mengitari kelolosan Portugal yang menang lewat drama adu penalti (3-0) ke babak 8 besar Piala Eropa 2024.

Dalam karier sebagai pesepak bola profesional, bukan kali itu saja Ronaldo menangis di lapangan hijau. Masih terekam dengan jelas saat Ronaldo yang menangis pada Piala Dunia 2022 di Qatar.

Pemain yang membela klub asal Arab Saudi, Al-Nassr FC itu menangis saat meninggalkan lapangan hijau menuju lorong ke ruang ganti beberapa saat ketika peluit akhir laga ditiup. 

Kala itu, secara mengejutkan Portugal kalah tipis 1-0 dari Maroko di perempat final.

Kekalahan itu menyingkirkan Portugal dari Piala Dunia 2022 dan mengubur ambisi Ronaldo untuk mengangkat trofi Piala Dunia. Satu-satunya trofi yang belum masuk daftar kabinet dari peraih lima Ballon d'Or tersebut.

Tangisan Ronaldo kala itu sangat jelas membahasakan kekecewaan atas nasib timnya, Portugal. Juga, itu menunjukkan bahwa turnamen Piala Dunia 2022 seperti sudah menjadi akhir dari partisipasinya yang saat itu sudah berusia 37 tahun bersama Timnas Portugal.

Sangat sulit bagi Ronaldo tetap dipanggil saat Piala Dunia 2026. Pemain yang terlahir pada 5 Februari 1985 itu sudah menjejaki usia 42 tahun saat Piala Dunia 2026 berlangsung. 

Menjadi sangat menyesakkan saat itu bagi Ronaldo lantaran dia masuk sebagai pemain pengganti dan terbilang sudah terlambat untuk mengubah jalannya laga. Ronaldo masuk saat Maroko sudah mapan menerapkan sistem grendel guna mempertahankan keunggulan dan mengunci setiap serangan Portugal.

Akibatnya, pelatih Fernando Santos yang menukangi Portugal di Piala Dunia 2024 dikritik. Imbasnya pun diganti tak lama setelah Piala Dunia 2024 dan kemudian diganti oleh Roberto Martinez, pelatih Portugal saat ini.

Lagi-lagi, Ronaldo menangis di saat Portugal menghadapi laga yang dramatis dan ketat kontra Slovenia. 

Tangisan itu bermula saat penalti Ronaldo ditepis oleh Jan Oblak pada menit perpanjangan waktu. 

Andaikata penalti Ronaldo gol, Portugal lolos dan Ronaldo pasti dieluhkan sebagai pahlawan. Sebaliknya, jika Portugal gagal, Ronaldo pasti dikritik habis-habisan dan itu bisa menjadi momen tersulit dalam kariernya sebagai pesepak bola profesional. 

Tak diduga Ronaldo yang lihai dalam mencetak gol dari titik putih gagal menaklukan kiper Slovenia. 

Dalam karier profesionalnya, sejauh ini Ronaldo sudah menendang 194 penalti dengan 164 kali berhasil masuk dan 30 gagal. Artinya, 84.5 persen berhasil.

Tak pelak, keberhasilan Ronaldo dalam urusan dari titik penalti masih membuatnya tetap dipercayai sebagai eksekutor di antara para pemain lain. 

Padahal, Portugal memiliki beberapa pemain yang bisa dipercayai sebagai algojo dari titik penalti. Sebut saja, Bruno Fernandes yang menjadi andalan tetap Manchester United dari titik penalti.

Hampir saja, karier pemain berusia dari pemain berusia 39 tahun berakhir dengan jalan yang menyesakan. Seperti terlansir dari BBC. sport (2/6/24), Ronaldo menyampaikan kepada media asal Portugal bahwa Piala Eropa 2024 menjadi turnamen internasional terakhirnya.

Terang saja, tangisan Ronaldo pecah saat penaltinya gagal. Rekan-rekan setimnya pun coba menghiburnya.

Kegagalan menaklukan Oblak itu seperti pukulan telak yang membuatnya jatuh. Penalti itu sebenarnya menjadi kunci kelolosan Portugal.

Kendati demikian, Ronaldo tetap dipercayai sebagai salah satu penendang penalti Portugal 15 menit setelah gagal menundukan Oblak.

Sebagai penendang pertama dari kubu Portugal, Ronaldo tak mengulangi kesalahan yang sama. Dia berhasil menundukan Oblak dan ikut menopang kepahlawanan Diogo Costa yang berhasil menciptakan sejarah sebagai kiper pertama di Piala Eropa dengan menepis tiga tendangan penalti secara berturut-turut dari para pemain Slovenia.

Keberhasilan Portugal lolos lewat drama adu penalti seperti menguatkan mental Ronaldo yang sempat jatuh dan sedih. Dia menyatakan bahwa dia berada pada titik terendah saat tim sangat membutuhkan dirinya.

Di akhir laga, Ronaldo menilai bahwa tangisannya seperti bermakna ganda. Antara sedih gegara penalti penting yang gagal dan sukacita merayakan kelolosan Portugal ke babak 8 besar Piala Eropa 2024.

"Pada awalnya kesedihan, dan kegembiraan pada akhirnya. Itulah sepak bola. Saya merasa sedih dan gembira pada waktu bersamaan," ungkap Ronaldo.

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun