Kegagalan menaklukan Oblak itu seperti pukulan telak yang membuatnya jatuh. Penalti itu sebenarnya menjadi kunci kelolosan Portugal.
Kendati demikian, Ronaldo tetap dipercayai sebagai salah satu penendang penalti Portugal 15 menit setelah gagal menundukan Oblak.
Sebagai penendang pertama dari kubu Portugal, Ronaldo tak mengulangi kesalahan yang sama. Dia berhasil menundukan Oblak dan ikut menopang kepahlawanan Diogo Costa yang berhasil menciptakan sejarah sebagai kiper pertama di Piala Eropa dengan menepis tiga tendangan penalti secara berturut-turut dari para pemain Slovenia.
Keberhasilan Portugal lolos lewat drama adu penalti seperti menguatkan mental Ronaldo yang sempat jatuh dan sedih. Dia menyatakan bahwa dia berada pada titik terendah saat tim sangat membutuhkan dirinya.
Di akhir laga, Ronaldo menilai bahwa tangisannya seperti bermakna ganda. Antara sedih gegara penalti penting yang gagal dan sukacita merayakan kelolosan Portugal ke babak 8 besar Piala Eropa 2024.
"Pada awalnya kesedihan, dan kegembiraan pada akhirnya. Itulah sepak bola. Saya merasa sedih dan gembira pada waktu bersamaan," ungkap Ronaldo.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H