Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Perlunya Orientasi Sebelum Masuk Daerah Baru

29 Juni 2024   17:34 Diperbarui: 30 Juni 2024   08:11 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI pemberian orientasi di tempat kerja. | Foto: Pexels via Kompas.com

Ada satu nasihat yang sangat bermakna sebelum masuk ke tempat atau daerah baru. Nasihatnya seperti ini yakni "pergilah ke tempat baru itu seperti sebuah gelas kosong".

Artinya, seperti gelas kosong, kita perlu menanggalkan prasangka-prasangka kita tentang tempat tujuan kita, dan kita siap mau belajar dari hal-hal baru agar kekosongan kita itu terisi. Apabila kita sudah terisi, kadang sangat sulit untuk menghadapi dan menerima hal-hal baru.  

Walau demikian, kita tetap perlu memiliki bekal berupa orientasi. Orientasi itu bermaksud sebagai pengenalan awal dari tempat tujuan kita dan sebagai pengetahuan antisipasi agar kita tahu apa yang mesti dihindari dan dijalankan sebelum dan selama kita berada di tempat baru tersebut.

Oleh sebab itu, sangat perlu memberikan dan menjalankan sebuah orientasi sebelum masuk ke tempat yang baru agar paling tidak kita tahu membawa diri pada tempat dan waktu yang tepat.

Masalah sering muncul saat tidak adanya orientasi yang sesuai dan tepat. Masalah itu berupa ketidaktepataan waktu dalam jadwal, pembawaan diri yang tak sesuai dengan konteks di mana kita berada, hingga tidak tahu tentang kondisi alam di mana kita pergi dan berada.

Saya ingat satu grup yang datang ke salah satu wilayah pegunungan di Filipina di mana saya bertugas. Mereka terdiri dari lima orang. 

Umumnya, mereka datang dari Manila yang nota bene daerah perkotaan untuk melakukan kegiatan amal dan memberikan sejumlah bantuan sosial untuk salah satu komunitas yang terbilang jauh dari pusat kabupaten.

Untuk pertama kalinya mereka datang ke tempat itu. Mereka datang karena mereka mengenal salah satu orang yang berasal dari tempat tersebut.

Terlihat mereka tak mendapat orientasi tentang tempat di mana mereka akan pergi dan berada. Seperti orang buta, mereka hanya mengikuti undangan teman mereka itu.

Hingga mereka pun menyadari, paling tepatnya mereka terkejut bahwa tempatnya jauh, jalannya cukup menantang, hingga kondisi cuacanya yang berbeda dengan wilayah perkotaan. 

Jadinya mereka agak cemas dengan kondisi jalan karena mereka tak mendapatkan orientasi yang cukup tentang tempat tujuan mereka.

Selain itu, efek dari ketiadaan orientasi itu adalah ketiadaan kesadaran akan waktu. Seharusnya, mereka harus tiba tepat waktu dari Manila sebelum melakukan perjalanan ke tempat tersebut.

Namun yang terjadi, mereka terlambat tiba di tempat mereka berkumpul sebelum menuju ke daerah kegiatan amal. Jadinya, perjalanan menjadi terlambat. 

Seharusnya mereka lebih awal meninggalkan kota agar dalam perjalanan mereka tak kehujanan dan menghadapi medan jalan yang cukup menantang lantaran licin.

Hal itu sangat jelas terjadi karena ketiadaan orientasi yang cukup. Mereka menilai bahwa tempat tujuan mereka serupa dengan tempat mereka berasal. 

Kekurangan atau pun ketiadaan orientasi tentang tempat baru kerap berakibat pada kesulitan dalam masuk sebuah tempat baru. 

Ketika kita masuk ke tempat baru, paling kurang memiliki orientasi agar kita tahu bagaimana menuju ke tempat tersebut, bagaimana bersikap selama tinggal di tempat tersebut, dan bagaimana berelasi dengan penduduk setempat.

Oleh sebab itu, pada tempat pertama selalu memberikan orientasi yang tepat sasar bagi siapa saja yang pergi ke tempat baru. Terlebih khusus kepada orang-orang baru yang berbeda latar belakang. 

Kita tak boleh mengabaikan hal tersebut atau pun menganggapnya enteng dengan memberikan orientasi yang ala kadarnya.

Di sisi lain, kita juga perlu jeli mendengar mencermati, dan menelaah setiap bahan orientasi yang diberikan. 

Paling tidak, kita mempunyai bekal awal agar kita bisa tahu dan mengantisipasi segala kemungkinan selama kita pergi ke tempat baru. 

Jangan sampai saat berada di tempat baru, kita lebih banyak komplain dan melakukan perbandingan antara tempat kita dengan tempat baru.

Pengetahuan yang diperoleh lewat orientasi janganlah dianggap enteng. Kita perlu menghilangkan sikap "rasa tahu banyak" yang membuat kita mengabaikan bahan orientasi. 

Kadang kala, orientasi tak membekas dan masalah terjadi di tempat baru lantaran sikap yang terlalu merasa tahu banyak dan benar sendiri.

Belum tentu pengetahuan kita itu selaras dengan konteks di mana kita pergi atau juga pengetahuan kita itu tak sesuai dengan situasi yang terjadi.

Lebih jauh, ketika tidak adanya orientasi, tak ragu untuk bertanya tentang tempat tujuan. 

Bertanya bisa menjadi titik tolak untuk mendapatkan orientasi tentang tempat tujuan. Ketika kita hanya "membeo" atau ikut alur semata, kita bisa mengalami kesulitan yang sulit diantisipasi.  

Pemberian orientasi sangatlah perlu sebelum masuk ke tempat yang baru. Tujuannya agar kita atau pun siapa saja yang masuk ke tempat yang baru bisa beradaptasi, tidak mengalami shok pada tempat dan budaya baru, hingga tahu bagaimana menempatkan diri.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun