Padahal, pengakuan itu dilakukan dengan cara yang salah. Hal ini terjadi karena sikap kita yang permisif dalam membiarkan kesalahan sebagai hal yang biasa-biasa saja dan juga tak kritis bahwa hal yang dianggap baik sebenarnya dilakukan dengan cara yang salah.
Selain itu, sebab lain dari fenomena orang dalam adalah karena iklim balas jasa atau balas budi yang dikonstruksi secara salah. Hari ini, saya yang memberikan bantuan. Pada hari lain, saat saya membutuhkan bantuan, dia bisa membantu atau membalasnya.
Misalnya, jika seorang politikus atau pejabat yang memiliki pengaruh dan kewenangan dan dia menitipkan anak dari temannya atau pun seseorang untuk didaftarkan/dimasukan ke sebuah sekolah tahun ini. Di tahun pemilihan, dia bisa saja mendapat keuntungan suara dari temannya itu sebagai bentuk balas jasa dari apa yang dilakukannya.
Sikap balas budi itu sebenarnya berjalan di luar dari pada pemaknaan yang semestinya. Seharusnya, balas budi itu berupa kebaikan mesti dibalas dengan kebaikan. Kebaikan itu pun dilakukan dengan cara yang benar dan baik, dan bukannya dengan cara yang salah seperti melangkahi aturan dan merusak sistem kerja tertentu.
Polemik selama PPDB menjadi akibat dari dari salah satu sebabnya fenomena orang dalam. Sistem sudah diciptakan seperti sistem zonasi dalam pendaftaran dan seleksi ujian agar PPDB berjalan seturut aturan. Namun, sistem itu rusak lantaran keberadaan orang dalam.
Akibat lebih jauhnya adalah ketidakadilan dalam mendapatkan pendidikan. Yang tak memiliki orang dalam gagal mendapatkan pendidikan yang diidealkannya, dan yang mempunyai orang dalam secara leluasa mendapatkannya.
Untuk itu, polemik PPDB akan terus terjadi di masa-masa yang akan datang apabila karakter kita tak berubah. Fenomena orang dalam adalah bagian dari karakter yang kuat terjadi dalam konteks sosial, yang mana sudah terbiasa dengan mencari dan memanfaatkan orang dalam untuk mencapai tujuan tertentu dan secara sadar juga mau menjadi orang dalam untuk membantu orang lain.
Ketukan untuk Pendidikan Indonesia
Sebenarnya polemik PPBD yang acap kali terjadi menjadi ketukan palu keras untuk dunia pendidikan kita di tanah air. Polemik PPBD bisa membahasakan mengenai kualitas sistem pendidikan di tanah air yang belum sampai pada titik sasar yang diharapkan.
Masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan lewat sistem pendidikan kita, termasuk membenarkan pola pikir dan meluruskan karakter kita pada jalur yang sebenarnya. Karenanya, fenomena orang dalam itu bisa terhapus bukan saja dengan semata-mata membangun sistem yang kuat.
Alasannya, sistem yang kuat bisa saja jebol karena orang yang mengatur dan yang menjalankan sistem tersebut belum tentu bebas dan tahan godaan untuk menjadi orang dalam.