Kata-kata Ronaldinho itu mulai terbukti pada hasil imbang dari laga perdana Timnas Brasil di Copa America 2024. Secara statistik, penguasaan bola Brasil mencapai 74 persen.
Pada babak pertama, Brasil coba menggempur Kosta Rika. Tak tanggung-tanggung, Brasil mencatatkan 12 tembakan dan 2 yang mengenai sasaran.
Pada babak kedua intensitas Brasil malah perlahan menurun. Brasil hanya mencatatkan 7 tembakan ke gawang Kosta Rika dan satu yang tepat sasaran. Terlihat dominasi Brasil tak begitu efektif lantaran sulit menembus kesolidan lini belakang Kosta Rika.
Vinicius terlihat tak begitu cocok bermain sebagai penyerang tunggal. Menyadari itu, Dorival tak ragu untuk menarik keluar Vinicius dan memberikan kesempatan pada pemain remaja, Endrick.
Selain itu, Dorival juga menggantikan Rapinha dan memainkan Savio yang secara natural berposisi sebagai striker. Dengan ini, hampir secara bersamaan, Brasil mempunyai duo pemain bernaluri striker.
Pergantian itu bertujuan untuk menaikan intensitas lini depan Brasil sekaligus mencari cara untuk memecah kebuntuan.
Akan tetapi, pergantian tersebut tak memecahkan kebuntuan. Brasil gagal menundukan tim yang sementara berposisi ke-52 seturut rangkit FIFA. Juga, tren Brasil selalu menang dari lima kali pertemuan kontra Kosta Rika pun berakhir.
Brasil, memang, dihuni oleh banyak pemain muda yang berkualitas. Namun, kualitas para pemain muda itu belum terlalu memberikan optimisme di kubu Brasil. Tak pelak, hasil kaca mata di laga perdana seperti memperkuat pesimisme yang menemani kiprah Timnas Brasil di turnamen internasional.
Tantangan selanjutnya bagi Brasil di kualifikasi grup adalah bagaimana mendapatkan poin saat bermain kontra Kolombia dan Paraguay agar bisa lolos ke babak perempat final.
Apabila Brasil masih mempunyai performa sebagaimana yang ditampilkan saat bermain kontra Kosta Rika bukan tak mungkin Brasil bisa tersingkir terlalu dini dari turnamen tertua di dunia ini. Lebih lanjut, keraguan pun akan makin kuat bergelayut di Timnas Brasil. Â
Salam Bola
Â