Kemenangan itu pun menempatkan Turki sebagai pemuncak klasemen sementara Grup F menungguli Portugal pada tempat kedua. Â
Performa meyakinkan Turki di laga perdana memberikan pesan yang sangat kuat untuk tim-tim lain, termasuk Portugal yang berada di dalam satu grup. Turki terlihat datang ke Jerman sebagai tim yang patut diwaspadai.
Paling tepatnya, Turki termasuk salah satu tim "kuda hitam" yang bisa meruntuhkan tim-tim favorit lainnya.
Pendasarannya terlihat dari agresivitas anak-anak asuh Montella dalam meladeni permainan Georgia. Juga, hal itu diimbangi oleh komposisi skuad yang diikutsertakan oleh Montella.
Selain Guler yang menjadi salah satu pemain penting dalam permainan Turki, juga Montella memiliki Hakan Calhanoglu yang bermain bersama Inter Milan sebagai salah satu sentral permainan Turki.
Peran Calhanoglu berubah sejak bermain di Inter. Hal itu diterapkan Montella di timnas Turki, yang mana Calhanoglu lebih bermain sebagai gelandang jangkar dan pengatur serangan. Peran Calhanoglu untuk menyerang pun menjadi terbatas. Â
Lebih jauh, kemenangan Turki pun menandai era baru. Tak tanggung-tanggung, Montella langsung menurunkan dua pemain remaja dalam laga ini. Selain Guler (19 tahun), Montella juga tak ragu menurunkan Kenan Yildiz yang juga berusia 19 tahun.
Dua pemain remaja tersebut sangat signifikan dalam pola permainan Turki. Guler di sisi kiri dan Yildiz di sisi kanan mampu memberikan intensitas dalam pola penyerangan Turki.
Dengan usia yang terbilang muda dan dibarengi dengan kondisi fisik yang masih prima, kedua pemain remaja tersebut bisa memberikan efek penyerangan dalam permainan Turki.
Guler pun mampu mencuri perhatian. Pemain yang berusia 19 tahun dan 114 hari itu menjadi remaja ketiga sejak tahun 1980 yang menciptakan lima peluang mencetak gol di Piala Eropa setelah Wayne Rooney dan Pedri.
Juga, Guler mencatatkan diri sebagai pemain paling muda dalam sejarah Piala Eropa yang menciptakan gol di penampilan perdana. Dia juga menjadi remaja ketiga yang mencetak gol di Piala Eropa setelah Cristiano Ronaldo sewaktu melawan Yunani 2004 dan Ferenc Bene dari Hungaria sewaktu melawan Spanyol di tahun 1964.