Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Turki sebagai Kuda Hitam dan Sensasi Arda Guler

19 Juni 2024   09:12 Diperbarui: 20 Juni 2024   11:49 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen selebrasi Arda Guler dalam laga Grup F Euro 2024 antara Turkiye vs Georgia di Stadion BVB, Dortmund, 18 Juni 2024. | Photo by KENZO TRIBOUILLARD/AFP via Kompas.com

Kemenangan itu pun menempatkan Turki sebagai pemuncak klasemen sementara Grup F menungguli Portugal pada tempat kedua.  

Performa meyakinkan Turki di laga perdana memberikan pesan yang sangat kuat untuk tim-tim lain, termasuk Portugal yang berada di dalam satu grup. Turki terlihat datang ke Jerman sebagai tim yang patut diwaspadai.

Paling tepatnya, Turki termasuk salah satu tim "kuda hitam" yang bisa meruntuhkan tim-tim favorit lainnya.

Pendasarannya terlihat dari agresivitas anak-anak asuh Montella dalam meladeni permainan Georgia. Juga, hal itu diimbangi oleh komposisi skuad yang diikutsertakan oleh Montella.

Selain Guler yang menjadi salah satu pemain penting dalam permainan Turki, juga Montella memiliki Hakan Calhanoglu yang bermain bersama Inter Milan sebagai salah satu sentral permainan Turki.

Peran Calhanoglu berubah sejak bermain di Inter. Hal itu diterapkan Montella di timnas Turki, yang mana Calhanoglu lebih bermain sebagai gelandang jangkar dan pengatur serangan. Peran Calhanoglu untuk menyerang pun menjadi terbatas.  

Lebih jauh, kemenangan Turki pun menandai era baru. Tak tanggung-tanggung, Montella langsung menurunkan dua pemain remaja dalam laga ini. Selain Guler (19 tahun), Montella juga tak ragu menurunkan Kenan Yildiz yang juga berusia 19 tahun.

Dua pemain remaja tersebut sangat signifikan dalam pola permainan Turki. Guler di sisi kiri dan Yildiz di sisi kanan mampu memberikan intensitas dalam pola penyerangan Turki.

Dengan usia yang terbilang muda dan dibarengi dengan kondisi fisik yang masih prima, kedua pemain remaja tersebut bisa memberikan efek penyerangan dalam permainan Turki.

Guler pun mampu mencuri perhatian. Pemain yang berusia 19 tahun dan 114 hari itu menjadi remaja ketiga sejak tahun 1980 yang menciptakan lima peluang mencetak gol di Piala Eropa setelah Wayne Rooney dan Pedri.

Juga, Guler mencatatkan diri sebagai pemain paling muda dalam sejarah Piala Eropa yang menciptakan gol di penampilan perdana. Dia juga menjadi remaja ketiga yang mencetak gol di Piala Eropa setelah Cristiano Ronaldo sewaktu melawan Yunani 2004 dan Ferenc Bene dari Hungaria sewaktu melawan Spanyol di tahun 1964.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun