Spekulasi pengganti Mauricio Pochettino akhirnya mendapatkan titik terang. Adalah Enzo Maresca yang membantu Leicester City promosi kembali ke Liga Inggris menjadi pilihan manajemen Chelsea untuk duduk di kursi pelatih.
Seperti terlansir dalam harian AP dan Reuters (3/6/24), direktur Chelsea, Laurence Stewart dan Paul Winstanley menyampaikan ucapan selamat datang kepada Maresca.
"Kami bergembira untuk menyampaikan selamat datang kepada Enzo ke Chelsea. Dia sudah membuktikan dirinya untuk menjadi seorang pelatih yang mampu memberikan hasil yang impresif dengan gaya yang menarik dan identik," ungkap direktur klub Chelsea pada kedatangan Maresca.
Nama Maresca mencuat hanya beberapa hari ketika Chelsea mengakhiri kontrak dengan Pochettino pada bulan lalu. Terang saja, pilihan itu agak mengejutkan apabila membandingkan rekam jejak antara Maresca dan Pochettino.
Apalagi, menjelang akhir musim, Pochettino perlahan membawa Chelsea dari keterpurukan. Dari lima belas laga di tahun 2024, Chelsea hanya menelan satu kekalahan. Bahkan, Pochettino mampu mengantarkan Chelsea ke posisi keenem klasemen akhir Liga Inggris.
Apabila ditimbang lebih jauh, Pochettino sementara mengembalikan Chelsea pada jalur yang sebenarnya. Bisa dikatakan, musim depan bisa menjadi kesempatan kedua Pochettion untuk memetik proses yang telah dilakukannya selama semusim.
Namun, apa yang dilakukan oleh pelatih asal Argentina itu tak cukup untuk meyakinkan manajemen Chelsea. Tak diduga, Chelsea memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan Pochettino dan memilih untuk mencari pelatih lain.
Sementara itu, Maresca baru dalam empat tahun berkarir sebagai pelatih. Pelatih berusia 44 tahun mendapat sorotan lantaran mampu membantu Leicester City kembali dari championship -- divisi dua di Inggris dan kembali ke kompetesi Liga Inggris.Â
Menariknya, Maresca melakukannya hanya semusim selepas meninggalkan Manchester City sebagai asistan pelatih.
Lebih jauh, Maresca mendapat perhatian lantaran latar belakangnya yang pernah semusim pada 2022-23 menjadi asistan pelatih dari Pep Guardiola. Kala itu, Man City menciptakan sejarah dengan meraih trebel trofi dalam satu musim.