Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Regenerasi Cantik Real Madrid

3 Juni 2024   06:26 Diperbarui: 4 Juni 2024   09:29 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Real Madrid berhasil meraih trofi Liga Champions Eropa untuk ke-15 kalinya dalam sejarah klub dan ke-6 kalinya dalam 11 musim terakhir. Raihan itu mempertegas dominasi Madrid di Eropa dan memperkuat statusnya sebagai "Raja Eropa."

Dominasi Madrid itu bukanlah produk instan. Akan tetapi, itu terjadi melalui proses yang tak gampang, tetapi dengan cara yang tepat.

Salah satu proses yang membuat dominasi Madrid begitu kuat adalah regenerasi pemain yang hati-hati, efektif, dan efisien. Madrid meninggalkan sistem lama atau era Galacticos di tahun 2000-an, yang mana mencari pemain yang terbilang sudah popular di klub lain dan membentuknya di Madrid.

Dalam satu dekade terakhir, Madrid mencari pemain yang benar-benar sesuai kebutuhan klub, bisa menjadi bagian dari proyek jangka panjang, dan sekaligus bagian dari regenarasi tim.

Dalam tiga musim terakhir, Madrid melakukan investasi di barisan gelandang. Toni Kross, Luka Modric, dan Casemiro menjadi tiga aktor dari kesuksesan Madrid meraih tiga trofi Liga Champions dalam tiga musim berturut-turut.

Casemiro hengkang ke Manchester United dua musim lalu, dan meninggalkan Kroos dan Modric. Pada akhir musim ini, Kroos memutuskan untuk gantung sepatu. Tertinggal Modric yang kabarnya mau memperpanjang kontraknya semusim bersama Madrid.

Kendati demikian, Madrid sudah mempersiapkan sederet pengganti yang terbilang sepadan. Kepergian Casemiro dua musim lalu tak meninggalkan lubang besar di sektor gelandang jangkar lantaran Madrid sudah mendapatkan Eduardo Camavinga atau pun Aurélien Tchouameni dan mereka berhasil memainkan perannya dengan baik.

Hal yang sama bisa juga terjadi musim depan saat Kroos tak lagi bersama tim. Kroos tanpa ragu menyatakan bahwa Federico Valverde sebagai pengganti di posisinya dan bahkan memberikan nomor punggung 8 untuk pemain timnas Uruguay tersebut.

Valverde terbilang pemain serba bisa. Pada musim lalu, Pelatih Carlo Ancelotti kerap memainkan Valverde di sayap kanan atau pun penyerang lubang. Taktik itu berbuah manis lantaran Valverde mampu mencetak 9 gol.

Akan tetapi, musim ini semenjak kedatangan Juden Bellingham, Valverde harus kembali ke posisi aslinya di sektor gelandang. Perannya sudah lebih pengatur ritme permainan dan penjaga keseimbangan tim.  

Taktik memainkan Valverde itu cukup tepat di saat Kroos memutuskan untuk mengakhiri karirnya sebagai pemain Madrid. Dengan ini, Madrid akan tak begitu merasa kehilangan karena Kroos mempunyai pemain pengganti yang terbilang yang sepadan.

Ya, Madrid meninggalkan sistem pembelian pemain mahal dan popular sebagaimana di era Galaticos di tahun 2000-an. Sebaliknya, dalam satu dekade terakhir, Madrid terlihat begitu jeli dalam membeli pemain untuk tim. Benar-benar sesuai kebutuhan tim.

Ketika Karim Benzema hengkang dari Madrid pada musim lalu, Ancelotti tak begitu ngotot untuk mencari striker yang memiliki kualitas yang sama dengan Benzema. 

Sebaliknya, Ancelotti berupaya memanfaatkan Vinicius Jr dan mencari taktik yang bisa memanfaatkan kualitas para pemain lain seperti Valverde dan kemudian memanfaatkan Jude Bellingham.

Di musim ini, Madrid hanya mendatangkan Joselu sebagai seorang striker. Joselu lebih dipandang sebagai pelapis dan sosok yang bisa memberikan alternatif pada kebutuhan taktik tim.

Joselu yang mencetak dua gol penting sewaktu leg kedua kontra Bayern Muenchen pada semifinal Liga Champions bertipekan striker murni dan menjadi senjata rahasia Madrid ketika taktik tim membutuhkan. 

Joselu masuk sebagai pemain pengganti dan dua peluang emasnya langsung berbuah gol.

Bagaimana pun, Madrid masih membutuhkan striker murni. Di sini, taktik Ancelotti tampak fleksibel yang mana jeli dalam melihat kebutuhan tim dan kemampuan dari anak-anak asuhnya. 

Pada musim depan, kekuatan Madrid bisa makin meningkat dan dominasi pun terjaga dengan komposisi skuad yang tersedia dan berkat regenarasi yang mulus nan cantik. 

Kabarnya Kylian Mbappe sudah pasti bergabung dan siap diumumkan oleh Madrid. Kehadiran Mbappe dibarengi dengan kedatangan pemain remaja yang sedang naik daun, Endrick dari Palmeiras, Brasil.

Pendek kata, Madrid memiliki kedalaman skuad yang cukup solid untuk musim depan. Hal itu pun menunjukkan bahwa regenerasi pemain Madrid berjalan cantik, yang mana pemain yang datang bisa mengisi kekosongan tim dan saat yang bersamaan bisa memperkuat dominasi Madrid.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun