Umpan panjang dari sisi sayap dan lini tengah menjadi salah satu gaya Flick agar bisa menciptakan banyak peluang dan penyerang bisa mendapatkan banyak bola. Sewaktu di Muenchen, timnya mampu mencetak 260 gol dari 86 laga.
Gaya Flick itu terlihat cocok untuk striker Roberto Lewandowski. Lewandowski pernah merasakan bagaimana dilatih oleh Flick di Muenchen. Tak tanggung-tanggung, dari 71 laga, Lewandowski mencetak 83 gol.Â
Gaya andalan Barca, 4-3-3 bisa mengalami perubahan di tangan Flick. Lewandowski bisa menjadi striker tunggal dan Joao Felix berperang sebagai penyerang bernomor 10 di belakang Lewandowski.Â
Selain itu, penyerang sayap pun akan lebih berperan untuk memberikan umpan sesering mungkin ke striker daripada melakukan penetreasi secara individual. Â
Flick bisa memberikan warna baru untuk Barca. Bagaimana pun, hal itu sangat dibutuhkan lantaran komposisi skuad Barca juga ikut berubah dalam beberapa musim  terakhir yang mana sebagian besar para pemainnya adalah pemain senior yang sudah berpengalaman di klub-klub lain dan tak begitu lekat dengan DNA Barca.Â
Pemecatan Xavi memang seperti sebuah drama yang titik akhirnya mengejukan. Namun, penentuan Flick bisa menjadi babak baru dari drama baru Barca pada musim depan.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H