Catatan terburuk Chelsea adalah lini belakang yang sangat rapuh. Chelsea di era Pochettino termasuk lini belakang yang paling rapuh karena kebobolan 63 kali.Â
Selain itu, dari sisi kedisiplinan, total 109 kartu yang diberikan kepada para pemain Chelsea dalam satu musim di masa kepelatihan Pochettino.Â
Situasi perlahan membaik ketika memasuki paru kedua musim. Chelsea mulai menemukan konsistensi dan kestabilan dalam cara untuk meraih kemenangan.
Chelsea yang sebelumnya menjadi tim yang gampang kalah, mulai perlahan meraih kemenangan demi kemenangan pada setiap laga.
Bahkan, Chelsea mampu menyalib posisi Manchester United (MU) dan Newcastle yang sejak awal musim bersaing ketat di enem besar.
Kondisi permainan Chelsea di paruh kedua musim ini, terlebih khusus di laga-laga terakhir bisa membahasakan bahwa hasil dari proses yang terbangun di era Pochettino mulai memberikan tanda-tanda positif.
Chelsea mulai menemukan ritme permainan seiring dengan keberhasilan Pochettino meracik timnya dan dibarengi dengan kembalinya beberapa pemain dari masa cedera.
Salah satu masalah mendasar yang dialami oleh Pochettino sejak awal musim adalah persoalan cedera pemain. Pemain penting seperti Reecce James, Ben Chilweel dan pendatang baru Christopher Nkunku menderita cedera panjang.
Bahkan, pernah Chelsea memiliki masalah di lini depan lantaran faktor cedera. Cole Palmer yang menjadi sensasi pada musim ini merupakan buah dari keterbatasan pemain di lini depan.
Pemain yang dibeli dari Manchester City awalnya didaulat sebagai penguat kedalaman skuad Chelsesa, namun kemudian mendapat tempat regular lantaran beberapa beberapa penyerang Chelsea mengalami cedera.
Menjelang akhir musim, perlahan skuad Chelsea makin komplit. Performa tim pun membaik. Pochettino ikut mendapat simpati besar dari para pemain agar tetap bertahan.