Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenaikan Tuhan Yesus dan Mencari Tujuan Hidup

9 Mei 2024   17:20 Diperbarui: 9 Mei 2024   17:21 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kenaikan Tuhan Yesus. Foto: Shutterstock via Kompas.com

Pada hari ini (9 Mei 2024), umat Kristen Katolik merayakan Pesta Kenaikan Tuhan Yesus atau Kenaikan Isa Almasih ke surga. Perayaan ini terjadi 40 hari setelah perayaan Paskah. 

Dalam konteks ajaran Kristen, Perayaan Kenaikan Tuhan Yesus masih berkaitan dengan peristiwa Paskah. Dalam perayaan Paskah, umat Kristen merenungkan kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian. 

Setelah bangkit dari kematian, selama 40 hari, Tuhan Yesus menampakan diri kepada para murid-murid-Nya.  Selama penampakan-Nya itu, Tuhan Yesus menguatkan iman para pengikut-Nya, meminta mereka untuk melanjutkan misi-Nya, hingga mengundang mereka untuk menyaksikan peristiwa kenaikan.

Seturut ajaran iman Katolik,  Tuhan Yesus diyakini atau diimani naik ke surga secara utuh dan penuh tubuh dan jiwa-Nya. Hal ini pun mengingatkan bahwa Yesus yang terlahir dalam kondisi kemanusiaan benar-benar Tuhan yang menjadi manusia. 

Lebih jauh, sebenarnya perayaan kenaikan Tuhan Yesus ini bisa dimaknai sebagai tujuan hidup manusia. 

Seperti yang kita ketahui, kehidupan di dunia ini tidaklah permanen atau tidak kekal. Ada masanya hidup kita di dunia berakhir karena faktor kematian. 

Menjadi pertanyaan yang cukup ekstensial adalah kemana kita akan pergi setelah kematian kita?

Pelbagai agama memiliki jawaban yang berbeda atas pertanyaan ini. Akan tetapi, satu benang merah yang selalu diajarkan oleh setiap agama bahwa surga menjadi tempat yang terbuka untuk kita semua. 

Untuk itu, seturut pemaknaan peristiwa kenaikan Tuhan Yesus, jawaban dari pertanyaan eksitensial mengenai tujuan hidup kita setelah kematian bisa menemukan titik terang dalam kaca mata iman. 

Kita memang berbeda dengan Tuhan Yesus, namun peristiwa kenaikan-Nya mengarahkan kita pada tujuan hidup kita.

Secara iman, kita perlu memaknai bahwa tujuan hidup kita adalah surga, dan Tuhan Yesus sudah memberikan  jalan itu kepada kita. Lewat penampakan-Nya, hati dan pikiran kita bisa terarah bahwa kelak kita juga bisa tertujuh ke surga.

Oleh sebab itu, konsekuensi imannya cukup jelas. Paling pertama, cara hidup kita mesti bermuara pada surga dan tak begitu melekat dengan kehidupan duniawi saat ini.

Berbicara tentang kehidupan surgawi selalu melekat dengan cinta kasih. Kehidupan surgawi selalu penuh kebaikan, cinta, dan keadilan. 

Dengan ini, kalau kita mau masuk surga dan mengarahkan hidup kita pada surga, kita mesti menunjukkan cara hidup yang sungguh-sungguh bermuara pada surga seperti melakukan kebaikan kepada sesama, menunjukkan cinta dalam kehidupan setiap hari, dan menegakan keadilan. 

Dengan ini, gaya hidup kita di dunia merupakan persiapan bagi kita untuk menjalani hidup di dalam kerajaan surga. 

Karena itu, kita tak bisa mengatakan bahwa kita mau masuk surga di kemudian hari, namun cara hidup kita bertolak belakang dengan wajah kehidupan surgawi.

Konsekuensi kedua dari peristiwa kenaikan Tuhan Yesus adalah undangan untuk menjalani kehidupan surgawi di dunia ini. Kehidupan surgawi bisa dimulai dari dunia ini. Dengan kata lain, kita perlu membangun "surga" di dunia lewat cara hidup yang mencerminkan nilai-nilai surgawi.

Caranya beraneka ragam, seperti melakukan kebaikan kepada sesama dan juga perlakuan yang penuh cinta kepada sesama di sekitar kita. 

Sebaliknya, persoalan ketidakadilan di tengah masyarakat, perang yang terjadi di beberapa tempat di belahan dunia, pengrusakan lingkungan hidup, dan pelbagai kejahatan yang terjadi tidak mencerminkan wajah surgawi.

Toh, kehidupan surgawi selalu bermuatan nilai-nilai cinta kasih dan kebaikan. Nilai-nilai itu sekiranya ditunjukkan dalam kehidupan harian kita di dunia. 

Oleh sebab itu, peristiwa kenaikan Tuhan Yesus  mengingatkan tujuan  hidup kita. Tujuan hidup kita adalah surga. 

Agar bisa mencapai tujuan hidup kita, sekiranya kita perlu membangun nilai-nilai surgawi dalam kehidupan harian kita. 

Lebih jauh, agar kita bisa berpartisipasi dalam kehidupan surga, kita juga fokus pada nilai-nilai cinta kasih dalam kehidupan setiap hari agar kelak apa yang kita hidupi di dunia ini menjadi bekal bagi kita mengikuti jalan Tuhan Yesus.

Salam

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun