Kemenangan 1-0 Timnas Indonesia atas Timnas Vietnam di Stadion Gelora Bung Karno pada pekan lalu melapangkan tempat Indonesia ke posisi kedua klasemen Grup F babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2026. Tempat Vietnam pun tergeser ke posisi ketiga.
Hasil laga itu pun bukan kata akhir  bagi  Indonesia dan Vietnam. Tugas besar menanti Indonesia di kediaman Vietnam Stadion My dinh National, Hanoi pada laga selanjutnya.Â
Juga, tantangan lebih besar berpihak pada pundak Vietnam. Kekalahan dari Indonesia di kandang sendiri bisa mengakhiri mimpi untuk  melaju ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.
Ujian Timnas Indonesia
Bertandang ke markas Vietnam akan menjadi ujian yang paling besar untuk Indonesia. Ujian paling pertama adalah pembuktikan Indonesia yang disinis oleh beberapa pemain Vietnam lantaran dihuni oleh banyak pemain naturalisasi.
Sinisan para pemain Vietnam itu merupakan bagian dari perang urat saraf (psywar) sebelum kedua tim bertemu di Jakarta pekan lalu. Ujian itu terlewatkan lantaran Indonesia mampu mengalahkan Vietnam dengan skor tipis 1-0.
Hasil laga itu memang memberikan poin penuh. Namun, Indonesia masih mempunyai pekerjaan besar ketika bertandang ke Vietnam.Â
Timnas Indonesia harus menunjukkan mentalitas baja di hadapan suporter Vietnam. Bukan tak mungkin, Vietnam akan memberikan jamuan yang cukup panas guna mengguncang mentalitas para pemain Indonesia.Â
Suporter Vietnam akan menjadi pemain ketiga yang tak hanya memberikan energi ekstra untuk para pemain Vietnam, tetapi juga menyumbangkan nada-nada sinis yang bisa mengganggu konsentrai pemain Indonesia.
Hasil laga pertama tak membuat Vietnam mengakui performa Indonesia. Apalagi, kemenangan Indonesia terjadi berkat kemelut lemparan ke dalam ala Pratama Arhan. Lemparan ke dalam itu gagal diantisipasi oleh pemain Vietnam hingga Egy Maulana menjebloskan bola tanpa perkawalan ketat dari para pemain Vietnam.Â
Ditambah lagi, pengamat sepak bola Vietnam menilai bahwa kekalahan Vietnam di Indonesia bukan terjadi karena kualitas timnas Indonesia, tetapi karena kesalahan sistem dan strategi pelatih Vietnam, Philippe Troussier.
Nasib Troussier bak di ujung tanduk. Tempatnya terancam. Tak sedikit publik Vietnam yang sudah tak tertarik dengan pelatih asal Perancis. Besar kemungkinan, tempatnya terguncang apabila kalah dari Indonesia di Vietnam.Â
Dengan nada-nada sinis yang menghiasi persaingan antara Indonesia kontra Vietnam, laga di Vietnam akan menjadi ujian mentalitas untuk para pemain Indonesia.
Terlebih lagi, seperti terlansir dari media asal Vietnam, VnExpress (25/3/24), Troussiere yakin bahwa timnya akan masuk ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.
Indonesia pun perlu waspada dengan kesiapan Vietnam sebagai tuan rumah. Di sini, para pemain naturaliasi perlu membuktikan kualitas mereka bahwa mereka direkrut bukan karena tak berkualitas di tim-tim Eropa, tetapi karena kualitas mereka bisa memberikan energi positif untuk timnas Indonesia.Â
Harus diakui jika peran pemain naturalisasi memberikan dampak signifikan untuk timnas Indonesia. Hal itu sangat terbukti lewat dua pertemuan Indonesia dengan Vietnam, yang mana Indonesia tak lagi gampang kalah dari Vietnam, dan malah selalu berhasil meraih kemenangan.
Apabila kekalahan terjadi untuk timnas Indonesia, bukan tak mungkin, Vietnam akan memainkan nada-nada sinis yang lebih tajam terlebih khusus untuk proyek naturalisasi.
Upaya Indonesia akhiri Tren NegatifÂ
Stadion My dinh National bukanlah tempat yang ramah untuk Indonesia selama dua dekada. Terakhir kali Indonesia meraih kemenangan di stadion kepunyaan Vietnam itu terjadi pada tahun 2014.Â
Tak pelak, pelaku sepak bola Vietnam juga optimis melihat bahwa mengalahkan Indonesia bukanlah misi yang mustahil. Bertolak dari tren yang negatif, Vietnam bukanlah tempat yang ramah untuk Indonesia dan hal yang sama bisa dilakukan. Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong sudah pernah merasakan keangkeran stadion My dinh National saat kalah di Piala AFF pada tahun 2022.
Walau demikian, pelatih asal Korea Selatan tetap optimis bahwa Indonesia meraih kemenangan di Hanoi. Â Dalam wawancara sebelum sebelum laga kontra Vietnam di Hanoi, STY menyatakan bahwa pada tahun 2022 di Piala AFF, Indonesia kalah karena banyak pemain buda dan tak berpengalaman. Situasi sangat berbeda saat ini.
STY melanjutkan bahwa para pemainnya saat ini lebih berpengalaman dan berkualitas. Terbukti, Indonesia mampu meraih kemenangan dari dua laga berturut-turut kontra Vietnam, termasuk di kualifikasi grup Piala Asia di Qatar beberapa bulan yang lalu.
Bagi kubu timnas Indonesia, bermain di Vietnam merupakan misi yang cukup spesial. Tren negatif yang mana tak pernah meraih kemenangan dalam 20 tahun mesti berakhir.
Pada titik ini, Indonesia mempunyai kesempatan untuk mengakhiri tren negatif itu apabila menimbang komposisi skuad yang dimiliki saat ini. Juga, rekam jejak dari dua laga terdahulu yang mana Indonesia selalu menang menjadi bekal untuk mengakhiri tren negatif tersebut.
Akhir tren buruk itu juga berpeluang menemui titik akhir jika menimbang performa Vietnam di tangan Troussier. Dalam tiga kali pertemuan dengan STY, Troussier belum sekali pun menang.Â
Oleh karenanya, tak berlebihan jika statistik buruk pelatih timnas Vietnam itu bisa menjadi salah satu titik optimis untuk meraih hasil baik di Hanoi untuk timnas Indonesia.Â
Salam BolaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H