Kekalahan pertama Manchester United (MU) di tahun 2024 saat menjamu Fulham di Liga Inggris akhir pekan lalu seperti membuka selubung kelemahan lama.Â
Lagi-lagi gegera ada pemain penting yang cedera seperti R. Hojlund, lini depan MU tampak tumpul walau mendominasi permainan dan mempunyai beberapa peluang emas.Â
Masalah yang terjadi saat ditundukan oleh Fulham (2-1) di Old Trafford sebenarnya bukanlah masalah baru di era kepelatihan Erik Ten Hag. Sebelumnya, MU bermain tak meyakinkan saat ada pemain penting atau yang sementara on fire mengalami cedera.Â
Ten Hag, memang, mempunyai alternatif pemain pengganti. Akan tetapi, masalahnya ketika pemain pengganti itu tak berada satu level dengan pemain yang menderita cedera. Jadinya, permain tim menjadi timpang dan kestabilan ikut terganggu.Â
Belum lagi, karakter dari pemain pengganti dan pemain utama berbeda. Hal itu ikut mempengaruhi ritme permainan tim. Berbeda jika pemain pengganti bisa mengisi lubang yang ditinggalkan dengan performa yang sepadan atau juga dengan memberikan energi baru untuk permainan tim.Â
Terbukti saat Hojlund menderita cedera dan tak dimainkan saat bermain kontra Fulham. Di tahun 2024, Hojlund seperti bangkit dan menemukan performa terbaik. Perannya sebagai striker tunggal menggenapi formasi permainan Ten Hag.
Masalah cedera menghampiri pemain yang dibeli dari klub asal Italia, Atalanta di awal musim ini. Ten Hag harus putar otak untuk mengisi posisinya.Â
Ten Hag menggantikannya dengan Marcus Rashford. Pilihan itu bukanlah hal yang baru.Â
Musim lalu, Rashford sering kali dimainkan sebagai striker tunggal, namun performanya di posisi striker tunggal kurang meyakinkan jika dibandingkan saat pemain asal Inggris itu dimainkan di sektor penyerang sayap kanan.
Bukan hanya laga kontra Fulham masalah seperti itu terjadi. Juga, hal yang persis sama terjadi pada tahun lalu saat pemain andalan seperti Bruno Fernandes dan Casemiro menepi karena akumulasi kartu atau pun masalah cedera. Absennya para pemain penting membuat permainan tim terpengaruh.Â
Masalah seperti itu sepertinya belum terpecahkan oleh Ten Hag. Salah satu sebabnya karena pakem formasi Ten Hag yang terlalu kaku. Dalam arti, Ten Hag terlihat tak berani keluar dari formasi andalannya sejak melatih MU.
Sejauh ini, Ten Hag begitu setia dengan formasi 4-2-3-1. Walau Hojlund yang didaulat sebagai striker tunggal cedera, Ten Hag tetap memainkan formasi yang sama saat bermain kontra Fulham.Â
Akibatnya, permainan tim kurang meyakinkan karena formasi permainan tim tak diisi oleh pemain yang tepat.Â
Dengan ini, kelemahan MU juga seolah ditopangi oleh kekakuan Ten Hag dalam menerapkan formasi permainan tim yang sama walau ada keterbatasan pemain. Dengan kata lain, terlalu terpaku pada formasi yang sama sehingga tak mempertimbangkan ketersediaan pemain.Â
Masalah lama kembali menerpa MU saat menderita kekalahan dari Fulham akhir pekan lalu. Masalah lama itu seolah belum terpecahkan lantaran Ten Hag mencari opsi berbeda, seperti perubahan skema permainan tim yang cocok dengan karakter pemain yang tersedia dalam skuad tim.Â
Masalah lama itu bisa menjadi batu sandungan bagi MU untuk mengejar ketertinggalan dan upaya untuk masuk empat besar apabila tak segera dibenahi.Â
Salam Bola
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H