Kemenangan dua tim pemuncak klasemen sementara Liga Inggris 2023/24, Liverpool di posisi pertama dan Manchester City di posisi kedua, dalam lanjutan pekan ke-22 memperjelas peta persaingan di antara kedua tim.
Liverpool berhasil mengatasi tamunya, Chelsea di Anfield dengan skor besar 4-1. Sebaliknya, Manchester City mengalahkan tim yang sementara berada di zona degradasi, Burnley dengan skor 3-1.
Apabila ditilik dari sisi lawan kedua tim, barangkali tak sedikit yang menilai bahwa Liverpool lebih superior daripada Man City. Namun, untuk konteks Liga Inggris, bukan lawan atau pun skor yang patut untuk dipertimbangkan, tetapi konsistensi permainan tim.
Pasalnya, persaingan di antara tim di Liga Inggris begitu ketat dan jarang terjadi ada tim yang konsisten tampil mencolok. Bahkan, tim-tim papan tengah bisa memberikan sengatan yang melukai tim-tim mapan.Â
Dari lima laga terakhir, baik Liverpool maupun Man City memilik catatan yang persis sama, yakni empat kemenangan di laga terakhir dan satu kali hasil imbang.Â
Untuk sementara, Liverpool berada di puncak klasemen Liga Inggris dengan koleksi 51 poin, kemudian disusul oleh Man City dengan 46 poin. Walau kedua tim terpaut jarak dengan 5 poin, Man City masih menyisahkan satu tabungan laga tersisa. Apalagi Man City memenangi laga tersisa itu, jarak kedua tim hanya2 poin.
Oleh sebab itu, persaingan antara Liverpool dan Man City makin ketat dan bisa saja berlangsung hingga akhir musim ini sebagaimana yang pernah terjadi pada beberapa musim sebelumnya. Kedua tim harus bertarung hingga laga terakhir untuk menentukan siapa yang patut mengangkat trofi Liga Inggris.
Hal itu juga bisa terlihat dari performa kedua tim setelah memasuki pekan ke-22, atau tepatnya pada paruh kedua musim kompetesi 2023/24.
Kedua tim tetap menjaga konsistensi. Konsistensi itu dibarengi dengan keseimbangan skuad yang persis sama di antara kedua tim.
Untuk Liverpool, Pelatih Jurgen Klopp berhasil memperbaiki performa Liverpool pada musim ini. Pembelian di sektor gelandang menutup kelemahan Liverpool pada musim lalu.Â
Ditambah lagi dengan naiknya performa pemain seperti Darwin Nunez dan Cody Gakpo. Kedua pemain ini dibeli pada musim lalu, dan sempat tak tampil konsisten. Musim ini, kedua pemain ini tampil konsisten dan ikut memberikan kontribusi besar untuk Liverpool sejauh ini.
Selain itu, faktor yang menyebabkan Liverpool mempertahankan level konsistensi adalah minimnya cedera pemain. Diego Jota dan Luis Diaz yang mencetak masing-masing satu gol ke gawang Chelsea di Anfield kerap menghadapi cedera pada musim ini.Â
Kedua pemain ini tampil fit pada musim ini dan membuat rencana rotasi pemain Klopp di lini depan makin seimbang. Walau tanpa kehadiran pemain bintannya, Moh Salah yang pergi membela Mesir di ajang Piala Afrika, Liverpool tampak stabil di setiap laga.Â
Sebaliknya, di sisi Man City, konsistensi terjadi karena kondisi skuad yang tak banyak berubah di tangan pelatih Pep Guardiola. Sistem kerja masih persis sama sebagaimana pada musim lalu.Â
Hanya saja, Guardiola hanya berupaya menemukan formasi berbeda atau juga melakukan eksperimen dengan pemain tertentu untuk posisi baru.
Selebihnya, Guardiola cenderung mempertahankan pola yang sama pada musim lalu. Terlebih lagi, pemain andalan seperti Kevin de Bruyne dan John Stones sudah kembali bermain bersama tim. Hal ini membuat Man City makin seimbang dan bisa terus konsisten menempel ketat Liverpool di puncak klasemen.
Untuk itu, faktor penentu utama tim yang akan keluar juara musim ini adalah konsistensi. Tim yang tampil konsisten hingga akhir musim yang akan menjadi juara. Dengan itu, baik Liverpool maupun Man City perlu berwaspada dan tak boleh lengah agar tidak jatuh.
Faktor Plus Liverpool
Liverpool pastinya mempunyai ambisi yang lebih besar untuk mengakhiri dominasi Man City dan meraih juara musim ini.Â
Keputusan Jurgen Klopp yang akan meninggalkan Liverpool di akhir musim ini bisa menjadi faktor plus yang memotivasi Liverpool untuk menjaga tempat di puncak hingga akhir musim.Â
Paling tidak, trofi juara itu seperti menjadi persembahan terakhir untuk pelatih asal Jerman tersebut.
Atau juga sebaliknya, trofi juara itu malah menjadi magnet yang menarik kembali ucapan Klopp yang memutuskan berhenti sebagai pelatih Liverpool. Bukan tak mungkin, Klopp bisa membatalkan rencana keputusannya dan mau bertahan di Liverpool pada musim depan seiring  dengan kesuksesan tim dalam meraih trofi.Â
Keputusan Klopp yang mengakhiri masa kerja di Liverpool bisa menjadi faktor plus yang bisa menguatkan ambisi Liverpool untuk meraih juara pada musim ini.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H