Gol Endo yang terjadi pada perpanjangan waktu itu terbilang terlambat. Dengan waktu yang terbilang singkat, Irak berhasil menjaga gawang dari gol penyama kedudukan, dan akhirnya meraih kemenangan penting kontra tim kuat Jepang. Â Â
Jepang sebenarnya menurunkan beberapa pemain terbaiknya, termasu T. Kubo, T. Minamino, dan W. Endo. Walau demikian, pemain yang berlaga di benua Eropa itu tak sanggup memberikan efek yang berarti pada permainan Jepang.Â
Irak mengejutkan Jepang di grup D. Hal ini pun seperti menunjukkan bahwa sangat sulit untuk mengatakan bahwa  status favorit kadang hanya berlaku di dunia prediksi atau di atas kertas. Â
Status favorit Jepang runtuh di tangan Irak. Efeknya bisa negatif dan bisa juga positif untuk perjalanan Jepang yang menjadi finalis Piala Asia 2019 ini, namun ditundukan Qatar.Â
Efek negatifnya bisa berujung pada menurunnya mentalitas pemain Jepang, yang mana tak menyangka sebagai tim favorit mesti kalah dari Irak.Â
Kalau tak mempunyai mentalitas yang kuat dan motivasi yang tepat sasar, kekalahan bisa saja berpengaruh pada laga selanjutnya.
Sebaliknya, kekalahan itu bisa memberikan efek positif untuk Jepang. Jepang bisa menjadi kekalahan itu sebagai bahan evaluasi.
Peluang Jepang masih terbuka untuk lolos ke babak selanjutnya. Asalkan, Jepang meraih kemenangan di laga terakhir dan itu terjadi saat Jepang bermain kontra  Indonesia.Â
Oleh sebab itu, Indonesia bisa saja menjadi korban dari Jepang. Kekalahan Jepang bisa menjadi ancaman serius untuk Indonesia pada laga terakhir.Â
Secara umum, kekalahan dari Jepang tak menutup pintu Jepang ke babak selanjutnya. Sebagaimana Argentina yang kalah di laga perdana dari Arab Saudi pada Piala Dunia 2022 dan kemudian jadi juara Piala Dunia 2022, hal yang sama bisa saja berlaku untuk Jepang pada Piala Asia 2023.Â
Tentu saja, hal itu bergantung pada mentalitas Jepang belajar dari kekalahan yang telah terjadi, serentak kekuatan mental dalam menghadapi setiap tim hingga partai puncak.Â