Barca sudah mempunyai beberapa pemain berkualitas dalam tim. Tugas Xavi adalah pada bagaimana meramu para pemain tersebut agar bisa tampil menjadi tim yang makin solid dari musim ke musim.Â
Namun, situasi seperti berjalan terbalik. Xavi tampaknya bukan sosok yang tepat untuk menaikan performa Barca atau memanfaatkan skuad yang dimiliki agar bisa tampil pada level tertinggi.Â
Selain itu, beberapa pemain tampil di level terendah. Roberto Lewandowski seperti menghadapi situasi rumit lantaran pemain asal Polandia itu tiba-tiba mengalami kemandekan di depan gawang lawan setelah musim lalu keluar sebagai top skorer untuk klub.Â
Sama halnya dengan lini belakang yang mulai keropos. Jules Kounde menjadi salah satu pemain yang tampil di bawah standar terbaik saat kalah dari Girona.Â
Belum lagi masalah gelandang bertahan yang masih belum terpecahkan setelah ditinggalkan oleh Sergio Busquets. Frenkie de Jong sudah kembali ke skuad, dan pemain timnas Belanda itu kerap dipercayakan sebagai gelandang jangkar mendampingi Gundongan dan Pedri.Â
Akan tetapi, Barca masih belum menemukan performa yang terbaik walau Barca mempunyai pemain terbaik. Artinya, Xavi mempunyai tugas ekstra untuk menaikan level permainan tim.Â
Di sini, barangkali mantan pemain Barca ini perlu keluar dari zona nyaman yang mana terlalu mengindentikan permainan Barca dengan sistem tika-taka atau DNA Barca. Barangkali Barca perlu mencoba sistem atau gaya permainan baru.
Barca kalah telak dari Girona juga seperti menunjukkan jalan tumpul Barca pada musim ini. Barca memiliki banyak pemain berkualitas tetapi masih belum menemukan performa terbaik.Â
Akibat lanjutnya saat Barca bermain kontra tim yang agreasif. Hal itu sudah terbukti saat dikalahkan oleh Girona yang lebih bermain berani dan efektif dalam menciptakan peluang dan gol.Â
Salam Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H