Barcelona kalah telak dari Girona 4-2 (11/12/23) di Estadi Olimpic Lluis Companys dalam lanjutan kompetesi La Liga Spanyol musim 2023/24.Â
Kekalahan itu membuat Barca harus duduk di peringkat ke-4 klasemen sementara Liga Spanyol dan beda tujuh poin dari Girona yang berada di puncak klasemen.Â
Terang saja, kekalahan dari Girona menjadi alarm untuk Barca, terlebih khusus pelatih Xavi Hernandez. Hernandez yang mampu mempersembahkan trofi La Liga Spanyol pada musim lalu. Posisi Xavi patut diragukan dalam membawa skuad Barca mempertahankan trofi juara pada musim ini.Â
Pasalnya, Â Barca bukannya tanpa pemain berkualitas. Malahan, walau didera krisis finansial selama empat musim terakhir, Barca masih bisa mendapatkan beberapa pemain berkualitas untuk konteks Eropa.Â
Misalnya, musim ini, Barca mendapatkan Ilkay Gundongan secara gratis dari Manchester City. Pemain timnas Jerman itu memutuskan meninggalkan Man City yang dibelanya setelah meraih trebel dan memilih bergabung dengan Barca.Â
Lalu, Barca juga mendapatkan Joao Felix dan Joao Cancelo sebagai pemain pinjaman. Duo pemain asal Portugal ini masih berada pada usia terbaik untuk berkontribusi untuk tim. Bahkan, sejauh ini, Xavi kerap memainkan Felix dan Cancelo dalam skema permainannya.Â
Apabila menimbang para pemain yang diperoleh Xavi selama melatih Barca, bisa dibilang Xavi mempunyai kualitas skuad yang seyogianya bisa bersaing ketat di La Liga Spanyol, dan bahkan di Eropa.Â
Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa performa Barca musim ini seperti tim medioker, yang mana tak menunjukkan performa yang cukup meyakinkan untuk mempertahankan trofi Liga Spanyol.
Kekalahan dari Girona hanya menjadi salah satu contoh di mana Barca tampil tak meyakinkan. Belum disebutkan kekalahan dari Real Madrid sebagai kekalahan pertama Barca musim ini. Â
Oleh sebab itu, peran Xavi sebagai pelatih juga patut diragukan. Apakah Xavi masih menjadi sosok yang tepat untuk menaikan performa Barca?
Barca sudah mempunyai beberapa pemain berkualitas dalam tim. Tugas Xavi adalah pada bagaimana meramu para pemain tersebut agar bisa tampil menjadi tim yang makin solid dari musim ke musim.Â
Namun, situasi seperti berjalan terbalik. Xavi tampaknya bukan sosok yang tepat untuk menaikan performa Barca atau memanfaatkan skuad yang dimiliki agar bisa tampil pada level tertinggi.Â
Selain itu, beberapa pemain tampil di level terendah. Roberto Lewandowski seperti menghadapi situasi rumit lantaran pemain asal Polandia itu tiba-tiba mengalami kemandekan di depan gawang lawan setelah musim lalu keluar sebagai top skorer untuk klub.Â
Sama halnya dengan lini belakang yang mulai keropos. Jules Kounde menjadi salah satu pemain yang tampil di bawah standar terbaik saat kalah dari Girona.Â
Belum lagi masalah gelandang bertahan yang masih belum terpecahkan setelah ditinggalkan oleh Sergio Busquets. Frenkie de Jong sudah kembali ke skuad, dan pemain timnas Belanda itu kerap dipercayakan sebagai gelandang jangkar mendampingi Gundongan dan Pedri.Â
Akan tetapi, Barca masih belum menemukan performa yang terbaik walau Barca mempunyai pemain terbaik. Artinya, Xavi mempunyai tugas ekstra untuk menaikan level permainan tim.Â
Di sini, barangkali mantan pemain Barca ini perlu keluar dari zona nyaman yang mana terlalu mengindentikan permainan Barca dengan sistem tika-taka atau DNA Barca. Barangkali Barca perlu mencoba sistem atau gaya permainan baru.
Barca kalah telak dari Girona juga seperti menunjukkan jalan tumpul Barca pada musim ini. Barca memiliki banyak pemain berkualitas tetapi masih belum menemukan performa terbaik.Â
Akibat lanjutnya saat Barca bermain kontra tim yang agreasif. Hal itu sudah terbukti saat dikalahkan oleh Girona yang lebih bermain berani dan efektif dalam menciptakan peluang dan gol.Â
Salam Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H