Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Final Piala Dunia U17 Tanpa Kampanye Politik

1 Desember 2023   06:50 Diperbarui: 1 Desember 2023   06:54 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para calon dan calon wakil presiden saat menunjukkan nomor urut. Foto: Totok Wijayanto via Kompas.com

Turnamen Piala Dunia Usia U17 2023 yang berlangsung di Indonesia dari 10 November-2 Desember 2023 akan bermuara pada titik akhir. 

Tim Nasional Jerman dan Tim Nasional Perancis menjadi kontestan di partai final. Kedua tim asal benua Eropa akan berupaya menciptakan sejarah baru di tanah air.

Terlepas negara mana yang akan berada di panggung juara, satu hal yang pasti bahwa turnamen ini menuliskan catatan sejarah untuk Indonesia. Untuk pertama kalinya Indonesia yang sangat mencintai sepak bola menjadi tuan rumah Piala Dunia, walau masih pada level yunior. 

Sejauh ini, belum ada soroton negatif yang sangat mencolok atas Indonesia sebagai tuan rumah. Terlihat Indonesia mampu menjadi tuan rumah yang nyaman dan aman untuk setiap peserata.  

Kinerja Indonesia sebagai tuan rumah bisa menjadi referensi untuk dunia internasional. Dengan ini, ketika Indonesia mendapat apresiasi positif selama turnamen Piala Dunia U17 berlangsung, persepsi positif dari dunia internasoinal juga makin besar.

Efek lanjutnya adalah saat Indonesia mencalonkan diri menjadi tuan rumah untuk turnamen berskala internasional di kemudian waktu. Pastinya, kiprah dan kinerja Indonesia selama perhelatan Piala Dunia U17 menjadi salah satu titik tolak yang bisa menggolkan nama Indonesia menjadi tuan rumah. 

Untuk itu, final Piala Dunia U17 yang akan berlangsung di stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah (2/12/23) mesti menjadi kesempatan terakhir untuk membuktikan kesiapan dan kemantapan Indonesia sebagai tuan rumah turnamen internasional. 

Partai final mesti berbeda. Partai final seyogianya meniggalkan bekas yang mendalam, tak hanya bagi dua tim yang akan bermain, tetapi bagi dunia internasional secara umum. Pendek kata, partai final di Solo semestinya memberikan kesan yang cukup bermakna.  

Tantangannya adalah turnamen final ini berlangsung hampir persis bersamaan dengan masa kampanye politik yang sudah didengungkan beberapa hari lalu. 

Seperti yang kita ketahui, kampanye politik untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sudah dibuka sejak 28 November 2023, dan ini akan berlangsung selama 75 hari ke depan. 

Melansir berita dari Kompas.com (28/11/23) pasangan capres-cawapres dari nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan menonton secara langsung partai final di stadion Manahan, Solo. 

Pada satu sisi, stadion Manahan Solo sudah melekat kuat dengan Gibran yang nota bene pernah menjabat sebagai walikota Solo dan bahkan ikut berperan andil dalam membangun stadion Manahan, Solo tersebut. Tak heran, Gibran pastinya mau menyaksikan laga internasional di Solo, di tempat asalnya sendiri.

Akan tetapi, perlu ada batas yang tak boleh dilewati. Batas itu berupa gap antara dunia politik dan dunia olahraga. Pendeknya, kampanye politik sekiranya tak terjadi pada even internasional, sebagaimana Piala Dunia U17. 

Kehadiran politikus dalam even internasional ini memang sangat sulit dihindari. Akan tetapi, kehadiran mereka itu tak boleh menjadi momen untuk mengkampanyekan diri atau juga memberikan slogan politik. 

Bagaimana pun, even olahraga atau partai final tetap menjadi fokus yang dikedepankan, dan bukannya politikus yang "kebetulan" datang dan hadir dalam even tersebut menjadi soroton publik. 

Bukan tak mungkin, dunia internasional juga sensitif melihat situasi Indonesia yang sementara berada dalam iklim politik menjelang pemilu 2024. 

Ketika ada pencampuran dan pemanfaatan even internasional demi kepentingan politik dan kampanye untuk pasangan tertentu, hal itu akan menjadi presden yang buruk untuk dunia internasional. 

Tim-tim yang terlibat barangkali/pastinya tak tahu dan tak mau tahu kalau Indonesia sementara berada dalam iklim politik. Yang mereka tahu adalah bermain di partai final dan berkompetesi menjadi juara Piala Dunia U17 2023 di Indonesia. 

Lebih jauh, kita juga perlu belajar dari kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 beberapa waktu lalu, yang mana kegagalan itu juga disebabkan oleh penolakan sebagaian pihak atas kehadiran Israel yang termasuk peserta turnamen. 

Penolakan itu lebih bermotifkan politik tetapi berefek pada dunia olahraga. Akibatnya, Indonesia dibatalkan sebagai tuan rumah karena pelbagai penolakan yang terjadi di dalam negeri. 

Hal yang sama juga perlu digarisbawahi agar Indonesia tak jatuh pada lubang yang sama. Final Piala Dunia U17 2023 yang berlangsung di Solo mesti jauh dari kampanye politik. Kalau boleh atribut-atribut politik, striker capres-cawapres, dan slogan-slogan politik perlu menjauh dari arena berlangsungnya partai final. 

Tujuannya agar partai final Piala Dunia U17 benar-benar sebuah even olahraga yang mempertaruhkan kreatifivitas dari dua timnas dari Eropa dan serentak hiburan dan pelajaran untuk dunia sepak bola di Indonesia. 

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun