Semenjak melatih Manchester City, Pep Guardiola selalu menghadirkan kejutan dalam masa kepelatihannya. Terlebih khusus mengenai kejeliannya dalam mengatur strategi dan menempakan pemain dalam formasi tim.Â
Salah satu kejutan yang dihadirkan oleh Guardiola adalah dengan mencoba pemainnya pada posisi yang baru atau keluar dari posisi asli mereka.Â
Pada musim lalu, Guardiola memainkan John Stones di posisi gelandang bertahan mendampingi Rodri. Stones secara aslinya berposisi sebagai bek tengah, tetapi di paru kedua musim 2022/23, Guardiola  memainkannya di posisi gelandang bertahan.Â
Eksperimen itu berjalan sukses. Perubahan posisi Stones membuat permainan Man City makin solid, dan bahkan membantu Man City meraih trebel pada musim lalu.
Dari sisi statistik, Stones terbilang sebagai salah satu pemain yang lama memegang bola dan kunci aliran bola Man City. Bahkan, pemain timnas Inggris itu tak segan mengiringi bola hingga area depan lawan. Â
Musim ini, Stones kerap dibekap cedera. Guardiola yang melihat keberhasilan strateginya pada musim lalu coba menempatkan beberapa pemain di posisi yang ditinggalkan oleh Stones.Â
Mulai dari M. Nunez, R. Kovavic, dan B. Silva guna mendampingi Rodri di sektor gelandang jangkar. Akan tetapi, masalah cedera menghampiri Nunez dan Kovacvic sehingga upaya untuk menggantikan peran Stones tak berjalan lancar. Sementara itu, Silva lebih efektif apabila dimainkan sebagai penyerang di sektor kanan daripada di gelandang jangkar. Â
Akibatnya, Guardiola malah memilih pemain dari sektor bek. Adalah pemain bernama lengkap Manuel Obafemi Akanji menjadi pilihan Guardiola.Â
Pilihan Guardiola beralasan. Alasan paling pertama bertolak dari keberhasilan Guardiola dalam memainkan Stones sebagai gelandang jangkar mendampingi Rodri pada musim lalu.Â
Alasan kedua adalah kesamaan karakter dan latar belakang antara kedua pemain. Akanji mempunyai karakter dan latar belakang yang persis sama dengan Stones. Akanji yang dibeli dari Borussio Dortmund ini pada tahun 2018 ini juga mempunyai kemampuan dalam memainkan bola dengan kakinya.Â
Juga, keuntungan lainnya Akanji bisa berubah menjadi bek ketika lawan menguasai bola. Namun, saat Man City yang memegang bola, Akanji berformasi di gelandang jangkar menemaniRodri.
Pendek kata, Akanji memainkan ulang peran lama Stones. Ketika ada lawan menyerang, Akanji akan berada dalam formasi empat bek. Namun, saat tim menguasai bola, Akanji bisa menjadi salah satu gelandang pengatur bola di lini tengah. Â
Naiknya Akanji di posisi gelandang jangkar ikut melapangkan peran dari pemain di lini belakang. Paling tidak, Man City yang dibekali oleh beberapa bek berkualitas ini bisa melakukan rotasi secara lancar dan dengan itu bisa mempunyai banyak jam bermain.Â
Sejauh ini, Akanji memainkan perannya sebagai gelandang jangkar dengan meyakinkan. Peran Stones seperti tertutup dengan baik oleh pemain kelahiran 19 Juli 1995 tersebut.Â
Performa Akanji saat Man City bermain imbang 1-1 kontra Liverpool menjadi salah satu permainan terbaik Akanji pada musim ini. Mendampingi Rodri di lini tengah, Akanji bermain cukup solid dan bisa meredupkan para gelandang Liverpool.Â
Posisi Akanji seperti menjadi temuan baru Guardiola musim ini. Pemain timnas Swiss ini mau tak mau harus menerima tantangan dari pelatihnya untuk bermain di sektor gelandang bertahan.Â
Selepas laga kontra Liverpool akhir pekan lalu di Liga Inggris, Akanji berkomentar bahwa Guardiola mempercayainya bermain di posisi sektor gelandang bertahan. Bahkan, Akanji terbuka untuk bermain di posisi berbeda di waktu yang akan datang.Â
Dengan ini, Akanji nyaman bermain di posisi barunya. Hal itu memberikan keuntungan tersendiri untuk Man City.Â
Lebih jauh, Akanji tak hanya hebat di lapangan hijau. Pemain yang mempunyai darah Nigeria dari sang ayah ternyata juga pintar dalam urusan Matematika.Â
Bahkan kemampuannya itu pernah ditunjukkan lewat salah satu stasiun TV di Swiss. Bahkan, Akanji menunjukkan kemampuannya dengan memecahkan soal matematika dalam hitungan detik.Â
Kehebatannya dalam urusan matematika seperti diterjemahkan lewat peran baru Akanji di lini tengah. Pemain berusia 28 tahun itu menilai bahwa saat dia menjadi bek, dia hanya permainan dari belakang. Namun, saat sebagai gelandang jangkar, Akanji harus melihat keseluruhan permainan tim.
Dengan ini, Akanji seperti perlu memanfaatkan kemampuannya dalam mengkalkulasi setiap pergerakannya dan keputusan sebagai gelandang jangkar.Â
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H