Mungkin, puncak pencapaian Messi yang menggerakkan voters dalam memilih Messi adalah saat Messi membantu Argentina meraih trofi Piala Dunia. Raihan itu tercapai ketika Messi sudah menginjakkan usia 35 tahun, di mana masa-masa itu umumnya pemain professional mendekati usia pensiun atau juga tampil di bawah standar terbaik.
Kisah Messi meraih Ballon d'Or musim ini hampir serupa dengan raihan Luka Modric di tahun 2018 yang mampu membantu Kroasia menjadi runner up Piala Dunia 2018. Modric yang waktu itu berusia 33 tahun menjadi penggerak permainan Kroasia sampai ke partai final. Sayangnya, upaya Modric dan kawan-kawan kandas naik podium juara lantaran ditundukan oleh Perancis.
Persis sama dengan Messi di Piala Dunia 2022. Mantan pemain didikan La Masia itu, Barcelona ini mampu menjadi mentor dan sekaligus panutan untuk rekan-rekan setimnas Argentina. Tak salah mengalungkan ban kapten ke lengan Messi lantaran dia mampu memberikan motivasi tak hanya lewat kata-kata tetapi performa yang meyakinkan selama Piala Dunia.
Efeknya juga pada para pemain muda seperti Enzo Fernande dan Julian Alvarez yang mampu tampil meyakinkan selama turnamen itu.
Ya, Messi mencolok selama Piala Dunia. Bahkan, sinarnya melampaui para pemain lain termasuk Kylian Mbappe yang menjadi top skorer dalam turnamen tersebut dan lawan Messi di Piala Dunia.Â
Tak elak dalam sambutanya sebagaimana terlansir di BBC Sport (31/10/23), Messi menyatakan keterkaitan raihan individualnya itu dengan trofi Piala Dunia dan peran rekan setimnasnya di Argentina.
Andaikata Perancis yang keluar sebagai juara Piala Dunia dan bukannya Argentina, kemungkinan besar trofi Balloon d'Or akan jatuh ke tangan Kylian Mbappe yang juga tampil sangat menyakinkan seperti Messi selama turnamen tersebut.
Messi meraih trofi Balloon d'Or berkat konsistensi dalam mempertahankan performa terbaiknya. Terlepas dari usianya yang sudah 35 tahun, Messi masih menjadi magnet yang menarik pecinta sepak bola serentak juga masih memberikan kontribusi dan inspirasi untuk timnas.
Faktor tersebut yang tak dipunyai oleh para pesaing Messi dalam mendapatkan trofi Ballon d'Or. Erling Haaland yang mampu membantu Manchester City meraih trebel pada musim lalu agaknya tertinggal selangkah dari Messi lantaran Haaland umumnya agak tak mencolok saat partai krusial.Â
Misalnya, di final Liga Champions, Haaland cenderung menjadi anonimus dan tak begitu kentara perannya dalam final tersebut.
Berbeda dengan Messi yang memberikan kontribusi besar sejak di laga kedua dalam kualifikasi grup. Ketika Argentina kalah dari Arab Saudi dalam laga perdana kualifikasi grup Piala Dunia di Qatar, peran Messi dipertanyakan.