Yang cukup mengagumkan adalah reaksi Samir dan juga keluarganya, dalam hal sang ayah, Jacksen Tiago. Mantan pelatih Persipura dan Persebaya ini menyatakan bahwa dia dan keluarganya tak akan membawa oknum yang melakukan aksi rasial ke ranah hukum.Â
Menurut pria kelahiran Brasil ini bahwa membawa pihak ke ranah hukum tak serta merta menyelesaikan masalah. Toh, oknum itu akan meminta maaf dan kemudian mendapatkan pamor untuk sementara waktu.
Bagi Thiago, oknum yang melakukan aksi rasial adalah orang-orang yang gagal dab biarkanlah mereka tinggal dalam kegelapan.
Sikap yang sama juga diambil Samir. Pemain berusia 18 tahun itu meminta agar tak melibatkan keluarganya dari apa yang telah dilakukan.
Reaksi dari Thiago dan anaknya patut diapresiasi. Bersikap reaktif apalagi dengan jalan yang negatif pada aksi negatif tak akan selalu menghadirkan dampak yang positif. Malahan, yang terjadi adalah masalah makin panjang.
Lebih jauh, aksi rasial yang dialami Samir patut disesalkan. Itu menunjukkan ketidakdewasaan para suporter kita dalam menyikapi situasi yang terjadi di lapangan.
Di tengah upaya membangun iklim sepak bola yang terbaik, kita pun harus mengevaluasi mentalitas secara umumnya. Kita tak hanya berharap pada pemain untuk tampil baik, tetapi sebagai suporter kita juga mesti tampil sebagai suporter yang supportif dalam menerima kekalahan dan kemenangan di lapangan hijau.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H