Pihak kementerian olahraga Spanyol meminta Rubiales menjelaskan aksinya di pengadilan.Â
Pihak Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) juga ikut berkomentar dan bereaksi atas apa yang terjadi. FIFA pun memberikan sanksi kepada Rubiales dengan pembekuan dirinya dari jabatan sebagai presiden Asosiasi Sepak Bola Spanyol selama tiga bulan. Pastilah, FIFA menginginkan keputusan final dari badan sepak bola Spanyol dalam menyikapi perbuatan Rubiales.
Pelbagai reaksi yang muncul menunjukkan bahwa aksi Rubiales sulit untuk diterima. Bagaimana pun, ekspresi sukacita mesti diwujudnyatakan dengan cara yang semestinya, termasuk tanpa mengabaikan dan melupakan pehormatan pada martabat seseorang.
Apalagi hal itu terjadi dalam dunia olahraga. Rubiales yang mana seorang pria mencium bibir seorang wanita yang bukan legal patnernya menjadi pemandangan yang kurang etis. Di sini, dia seperti mengangkangi spirit dari melibatkan wanita dalam dunia sepak bola.
Sukacita tak boleh merendahkan orang lain, tetapi mesti tetap memberikan penghargaan. Makanya, sering kali muncul kecaman kepada pemain atau pun pelatih yang mengejek pihak lain sewaktu merayakan kesuksesan tertentu
Awalnya, sepak bola menjadi olahraga untuk kaum pria. Namun, dengan memberikan ruang dan waktu untuk kaum perempuan, ada upaya untuk menghargai keberadaan kaum perempuan. Penghargaan itu merupakan upaya untuk melakukan kesamaan derajat antar pria dan wanita.
Untuk itu, setiap aksi yang tak menghargai seorang dalam dunia sepak bola dan dunia olahraga pada umumnya sangat sulit untuk diterima. Hermoso yang dicium oleh Rubiales sendiri mengakui bahwa aksi Rubiales seperti tak menghargai dirinya.
Aksi Rubiales berbuntut para kecaman dan sanksi. Pelajarannya adalah untuk menjaga sikap serentak selalu menekankan penghargaan pada setiap individu dalam dunia olahraga.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H