Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kelebihan Taktik Pep Guardiola Bisa Rumitkan Manchester United

2 Juni 2023   18:58 Diperbarui: 3 Juni 2023   19:00 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Pep Guardiola memeluka pemain andalannya, Kevin de Bruyne. Foto: AFP/Paul Ellis via Kompas.com

Makanya, menimbang performa Man City, tak sedikit yang menilai bahwa upaya Man City untuk meraih trebel bisa tercapai pada musim ini. 

Performa Man City musim ini tak lepas dari perubahan perubahan taktik Guardiola. Guardiola sangat menyukai peran para pemain gelandang dalam menguasai dan mengontrol lini tengah. 

Namun, sejak kedatangan Erling Haaland, Guardiola memoles taktiknya dan berupaya menyesuaikan dengan karakter Haaland. Sebelumnya, Guardiola sangat terbiasa dengan taktik 4-3-3.  Pada beberapa laga terakhir, Guardiola memainkan formasi 3-2-4-1.

Menariknya, Guardiola tak laga doyan mengganti formasi atau juga mengganti pemain untuk formasi yang sama. Guardiola tampaknya terpaku pada formasi yang sama dengan pemain yang persis sama. Terkecuali kalau absen.  

Formasi itu sangat menopang peran Haaland sebagai striker tunggal yang ditopangi oleh empat gelandang bertahan. Juga, pergerakan para gelandang Man City makin dinamis. 

Haaland benar-benar memainkan peran sebagai striker tunggal. Empat gelandang biasanya melakukan transisi. Misalnya, Silva atau Mahrez yang dimainkan di sisi kiri, bisa cepat berganti posisi dengan Kevin de Bruyne. Bruyne yang mempunyai akurasi umpan silang kerap memanjakan Haaland di lini tengah. 

Menariknya, saat Guardiola memainkan John Stones di posisi gelandang jangkar menemani Rodri.  Apabila Man City menguasai bola, Stones berperan seperti gelandang kotak. Selain menerima bola dari lini belakang, Stones juga tak segan untuk membawa bola ke area depan. Sementara Rodri tetap menjaga posisi sebagai gelandang jangkar. 

Ketika lawan menguasai bola dan melakukan serangan balik, Stones cepat-cepat melakukan transisi dengan mengisi posisi di area pertahanan. Posisi Stones di pertahanan bergantung pada proses transisi. 

Tak jarang, Stones berada di bek kiri, dan K. Walker di bek tengah, begitu pun sebaliknya. Hal itu sangat bergantung pada pola serangan balik lawan.  

Cara itu sangat efektif meredam metode serangan balik. Pasalnya, kelemahan umum dari skema permainan Guardiola adalah saat bermain dengan tim yang mempunyai serangan balik efektif. 

Peran Stones meladeni serangan balik sangat ampuh. Terbukti, saat Man City bermain kontra Bayern Muenchen dan Real Madrid di Liga Champions. Man City berhasil tampil solid dan mampu meredam gaya permainan serangan balik kedua tim tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun