Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Musim Meyakinkan Erik Ten Hag dan Kelemahan yang Patut Diselesaikan

30 Mei 2023   08:03 Diperbarui: 31 Mei 2023   10:04 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manchester City berhasil menjadi juara Liga Inggris musim 2022/23. Keberhasilan tim asuhan Pelatih Pep Guardiola ini mempertegas dominasi Manchester City di Liga Inggris dalam 6 musim terakhir. Trofi Liga Inggris musim ini menjadi raihan Man City dalam tiga musim berturut-turut. 

Dominasi Man City tampak sulit dipatahkan lantaran tim-tim lain seperti Arsenal, Manchester United, Tottenham Hotspur, Liverpool, dan Chelsea menghadapi ritme yang tak konsisten. Arsenal yang sempat kokoh di puncak klasemen hingga paru kedua Liga Inggris musim ini perlahan menghadapi masa-masa tampil tak konsisten. 

Sama halnya dengan MU. MU sempat memberikan warna persaingan di antara Arsenal dan Man City. Namun, tim asuhan Pelatih Erik Ten Hag ini juga dihantui oleh ketidakstabilan di dalam skuadnya. Ketakstabilan itu disebabkan oleh absennya para pemain penting karena faktor cedera atau pun akumulasi sanksi kartu. 

Kendati demikian, pengaruh Erik Ten Hag sebagai pelatih MU tak boleh dipandang sebelah mata. Pada musim pertamanya, Ten Hag mampu menuntun MU di empat besar dan kemudian berhak bermain di Liga Champions pada musim depan. 

MU berhasil duduk di peringkat ke-3 dengan raihan 70 poin dari 37 laga. Prestasi yang tak begitu buruk untuk kategori pelatih yang baru berkiprah di Liga Inggris. 

Tak gampang untuk mencapai prestasi seperti itu lantaran iklim MU kala Ten Hag datang dan juga ketatnya persaingan di Liga Inggris. Terbukti, pada dua laga perdana musim ini, MU langsung mendapatkan kekalahan. Kekalahan itu seperti memberikan alarm kepada Ten Hag mengenai iklim persaingan di Liga Inggris. 

Pelan tetapi pasti, Ten Hag mencari formula yang tepat untuk membangun konsistensi performa MU. Upaya itu mulai berbuah saat para pemain mampu menerjemahkan ide dan menuruti aturan Ten Hag dan juga para pemain yang dibeli di awal musim ini mampu beradaptasi dengan baik. 

Ten Hag datang dengan sejumlah aturan yang mesti dipatuhi oleh para pemain. Mulai dari kedispilinan hingga cara berelasi di antara satu sama lain. Bahkan, Ten Hag tak segan memberikan sanksi pada pemain yang tak patuh. 

Terbukti, saat Ten Hag memberikan sanksi pada Cristiano Ronaldo yang memilih keluar lebih awal dari lapangan saat MU masih berlaga kontra Tottenham Hotspur. 

Dengan aturan tersebut, Ten Hag mampu mengontrol ruang ganti. Para pemain tahu siapa yang menjadi "bos" di tim dan bagaimana harus mengikutinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun