Barangkali klub yang paling sakit hati dari lima liga terbesar di Eropa adalah klub Bundesliga, Borussia Dortmund. Betapa tidak, tangga juara ke Bundesliga Jerman sudah di depan mata. Namun, mimpi itu pupus lantaran Dortmund kalah 1-2 dari Mainz (27/5/23) di depan pendukungnya sendiri.Â
Tim asuhan Pelatih E. Terzic itu gagal meraih kemenangan di depan pendukungnya sendiri, stadion Signal Iduna Park. Stadion Signal Iduna Parka didominasi oleh warna kuning, warna khas Dortmund menunjukkan dukungan kuat dan harapan besar untuk hasil yang positif. Namun, tak disangka Dortmund malah ketinggalan dua gol di babak pertamaÂ
Situasi menjadi sulit di babak kedua. Dortmund mengejar ketertinggalan dua gol. Menjadi agak rumit kala saingan terdekat Bayern Muenchen sementara unggul 1-0 atas Koln.Â
Memang Dortmund menguasai jalannya pertandingan, namun Dortmund tampak sangat sulit menembus barisan pertahan Mainz. Kepanikan tampak pada pola permainan Dortmund yang sulit mengeksekusi peluang dengan baik.Â
Dortmund berhasil mendapatkan 1 gol di menit ke-69 lewat gelandang R. Guerreiro. Lalu, Dortmund mencetak gol penyama kedudukan 2-2 di masa injury time.Â
Namun, gol penyama kedudukan itu tak menyelamatkan Dortmund lantaran Muenchen yang bermain kontra Koln di stadion Rhein Energie sudah unggul 2-1 .Â
Kedua tim mempunyai poin yang sama dengan koleksi 71 poin. Namun, Muenchen unggul atas produktivitas dan unggul pertemuan head to head. Â
Dormund menghadapi nasib yang cukup sial dan gagal mengakhiri dominasi 11 musim Muenchen di Bundesliga Jerman. Tanda-tanda kesialan sepertinya sudah terjadi tatkala eksekusi penalti dari striker Sebastien Haller ditepis oleh kiper Mainz di babak pertama. Padahal, gol itu sebenarnya menyamakan kedudukan 1-1 dan mungkin menaikan moralitas pemain Dortmund.Â
Di tengah tertinggal 1 gol, Dortmund memilih bermain agresif. Agresifivitas itu tak dibarengi dengan kewaspadaan dan kesigapan di lini belakang.Â
Petaka itu pun datang saat Mainz mampu memanfaatkan agresivitas pemain Dortmund. Mainz hanya memainkan permainan dari kaki ke kaki, dan jeli melihat lubang besar yang ditinggalkan oleh para gelandang dan pemain belakang Dortmund. Gol kedua pun tercipta hanya beberapa menit saat Haller gagal mencetak gol dari titik penalti.Â
Ketidakwaspadaan menjadi latar belakang dari nasib apes Dortmund di laga terakhir. Hal itu pun menghentikan ambisi Dortmund untuk mengangkat trofi dan mengulangi kejayaan di tahun 2012. Ya, terakhir kali Dortmund menjadi juara Bundesliga di tahun 2021 saat masih dilatih oleh Jurgen Klopp. Sejak saat itu, Muenchen sangat sulit digoyangkan dari singgasana. Â
Musim ini, sebenarnya menjadi peluang emas Dortmund untuk kembali naik ke panggung juara dan mengakhiri dominasi Muenchen.Â
Peluang Dortmund begitu besar lantaran kondisi Muenchen pada musim ini tak begitu stabil. Ketakstabilan itu begitu nampak dari ketakkonsisten Muenchen di level domestik dan Eropa. Salah satu sebabnya adalah transisi pergantian pelatih dari Julian Nagelsmann ke tangan Thomas Tuchel. Belum lagi, relasi di ruang ganti yang sempat menjadi isu di media.Â
Dortmund gagal memanfaatkan situasi itu sebagai momentum terbaik untuk menjadi juara. Sebenarnya, tangga juara sudah di depan mata.Â
Barangkali, perayaan kemenangan pasti sudah disiapkan. Namun, nasib sial tak bisa dihindari di mana tim kesayangannya harus meraih hasil imbang dan Muenchen menang.Â
Hasil imbang 2-2 yang dialami Dortmund menjadi berkah besar untuk Bayern Muenchen. Pada tempat pertama, Muenchen yang menang 2-1 kontra Koln harus berterima kasih pada Mainz yang tampil profesional.Â
Berkat upaya Mainz yang menahan imbang Dortmund di stadion yang didominasi oleh pendukung Dortmund, Mainz seperti memberikan karpet merah pada Bayern Muenchen. Berkat hasil Bundesliga pekan ke-34 ini, Muenchen mempertegas dominasi di Jerman.Â
Muenchen tampil tak konsisten pada musim ini. Kabar mencuat apabila Muenchen gagal keluar sebagai juara, peluang Tuchel dipecat dari kursi pelatih Muenchen begitu besar.Â
Namun, peluang itu bisa tertutup berkat nasib apes dari mantan klubnya, Dortmund yang ditahan imbang oleh Mainz. Nasib Tuchel terselamatkan karena Muenchen kembali menjadi juara Liga Jerman untuk ke-12 musim berturut-turut.Â
Keberhasilan Muenchen tak lepas dari mentalitas yang ditampilkan. Kendati berada dalam tekanan dan situasi sulit, Muenchen mampu keluar dari tekanan tersebut, dan bisa memanfaatkan setiap kesempatan hingga laga terakhir. Pendek kata, Muenchen tak putus asa hingga di menit-menit akhir kompetesi. Â
Sebaliknya, Dortmund terkesan terburu-buru untuk mendapatkan kemenangan hingga tak waspada kekuatan lawan. Akibatnya, Dortmund harus menghadapi nasib apes karena ketidakwaspadaannya meladeni kekuatan lawan.Â
Pelajarannya, tak boleh menganggap lawan hingga di laga terakhir. Juara selalu ditentukan hingga laga dan peluit terakhir ditiup.Â
Salam Bola
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI